New York, MINA – Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman memperingatkan situasi genting yang berkaitan dengan isu-isu tentang Rohingya di Rakhine, Myanmar, harus segera ditangani. Jika tidak, kata dia, akan memberikan tempat berkembang biak yang subur untuk perekrutan kelompok ekstremis Islamic State (ISIS).
Anifah mengatakan kekhawatiran itu akan terwujud sejak kelompok militan Islamic State (ISIS) berusaha menjadikan Asia Tenggara dan Asia Selatan sebagai sarang atau basis, dan bisa memanfaatkan krisis Rohingya.
“Jika ini terjadi, Malaysia dan negara-negara tetangga akan menanggung beban ketidakstabilan serius terhadap kawasan,” ujarnya seperti dilaporkan Malaysia Kini, Rabu (20/9).
Hal itu diutarakan Anifah dalam sesi Contact Group Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengenai minoritas Muslim Rohingya di Myanmar, yang diadakan di Gedung Majelis Umum PBB , New York, Amerika Serikat, kemarin.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
Anifah mengatakan saat Malaysia mengulangi komitmen untuk membantu pemerintah Myanmar mengatasi krisis di Rakhine, ia mendesak ‘Negeri 1.000 Pagoda’ untuk menghentikan tindakan keras militer dan memungkinkan akses tanpa hambatan pengiriman bantuan kemanusiaan.
“Kami mendesak pemerintah Myanmar untuk memastikan kembalinya semua pengungsi internal dengan aman dan bermartabat ke Negara Bagian Rakhine, termasuk pemulihan status mereka sejak pencabutan hak-hak mereka pada tahun 1982,” tegasnya.
Selain itu, Anifah mengatakan Malaysia juga meminta Penasihat Negara Aung San Suu Kyi untuk segera melaksanakan semua rekomendasi dari Komisi Penasihat tentang Negara Bagian Rakhine, yang diketuai oleh mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan.
Temuan komisi tersebut, yang dikeluarkan baru-baru ini, antara lain, menyatakan pemerintah Myanmar harus menghapuskan semua bentuk pembatasan terhadap orang Rohingya dan mengembalikan status kewarganegaraan mereka untuk menghindari ‘ekstremisme’.
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Komisi tersebut juga menyatakan meskipun Myanmar memiliki hak untuk mempertahankan wilayahnya, respons yang sangat militeristik tidak mungkin membawa perdamaian ke wilayah Rakhine.
Berbicara lebih jauh, Anifah mengatakan, semua pelaku yang telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan harus dimintai pertanggungjawaban dan dibawa ke pengadilan.
“Kita harus bertindak sekarang. Kita harus bergerak melampaui retorika. Kita harus menyelamatkan nyawa. Kita harus memastikan bahwa tanah leluhur Rohingya dipulihkan,” tegasnya. (T/R11/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rusia Serang Ukraina Pakai Rudal Korea Utara