Jakarta, MINA – Perang Rusia – Ukraina sudah memasuki hari ke-42 dan belum ada tanda-tanda perang akan berakhir. Terlepas dari alasan apapun, perang berkepanjangan telah menyebabkan petaka kemanusiaan. Kalangan sipil yang tidak berdosa akan menjadi korban, baik jiwa, luka, dan jutaan orang terpaksa mengungsi ke negara-negara tetangga.
Ketua Presidium MER-C, dr. Sarbini Abdul Murad, minta Rusia menghentikan invasi ke Ukraina. MER-C menyerukan perdamaian kepada kedua belah pihak untuk mencegah krisis kemanusiaan yang lebih buruk yang akan terjadi.
“Kami minta kedua pihak agar menahan diri dan kepada negara-negara yang menjadi pendukung baik Rusia maupun Ukraina agar mendorong dan memfasilitasi perdamaian bagi kedua negara. Hal ini bukan hanya akan berpengaruh pada Rusia dan Ukraina, namun juga mempertimbangkan kestabilan dunia secara umum,” kata Sarbini.
Namun berkenaan dengan event G-20 pada November 2022 mendatang, di mana Indonesia menjadi Ketua Tuan Rumah Penyelenggara event besar dunia ini, MER-C mendukung agar Indonesia tetap mengundang Presiden Rusia, Vladimir Putin, meski ada penolakan dari kepala negara lain.
Baca Juga: Indonesia Dukung Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Justru Indonesia menurutnya, sebagai sebuah negara besar yang berdaulat agar tetap netral dan tidak memihak dalam konflik ini. Lebih lanjut Sarbini mengatakan Indonesia bisa menjadi penengah untuk mendorong penyelesaian konflik dan perdamaian kedua negara.
“Indonesia sebagai negara besar dan berdaulat agar konsisten dengan hal ini dan tidak takut dengan tekanan dari negara lain. Indonesia bisa menjadi penengah,” tegas Sarbini.
Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) sebagai sebuah lembaga kemanusiaan berpandangan, perang harus segera dihentikan. Upaya perdamaian harus segera diwujudkan demi menjaga jiwa dan harta seluruh rakyat dan masyarakat internasional. (R/P2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Gandeng MER-C dan Darussalam, AWG Gelar Pelatihan Pijat Jantung