SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kudeta Niger: Nama Wagner Rusia Muncul sebagai Pendukung

Rudi Hendrik - Sabtu, 29 Juli 2023 - 20:12 WIB

Sabtu, 29 Juli 2023 - 20:12 WIB

1 Views

Pengunjuk rasa di luar Majelis Nasional di ibu kota Niamey, Niger, mengibarkan bendera Rusia saat kudeta terjadi terhadap Presiden Mohamed Bazoum, Rabu, 26 Juli 2023. (Gambar: dok. Sky News)

Niamey, MINA – Kudeta di Niger yang menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum yang terpilih secara demokratis pada hari Rabu (26/7) telah memunculkan nama tentara bayaran Wagner Rusia.

Dikutip dari The New Arab, Sabtu (29/7) Banyak saluran Telegram Rusia berspekulasi bahwa kudeta tersebut dapat semakin memperluas kehadiran Wagner di Benua Afrika, termasuk di Mali, Burkina Faso, dan Republik Afrika Tengah, yang semuanya mengakhiri pengaturan keamanan Prancis dalam beberapa tahun terakhir.

Pemimpin Wagner Yevgeny Prigozhin mengeluarkan pernyataan pada Kamis (27/7) mendukung kudeta tersebut.

“Apa yang terjadi di Niger adalah perjuangan rakyatnya melawan penjajah,” katanya.

Baca Juga: Perlawanan Islam di Irak Siap Serang Israel Jika Invasi Lebanon

Niger berada di bawah kekuasaan kolonial Prancis selama beberapa dekade sampai negara itu memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1960.

Niger telah bermitra dengan AS dan Prancis dalam perjuangannya melawan militansi Islam. Kudeta tersebut telah menimbulkan kekhawatiran apakah kepemimpinan baru negara itu akan mengundang kelompok tentara bayaran terkenal Rusia Wagner untuk mendukung operasinya, seperti di Mali dan Burkina Faso pasca-kudeta.

Paul Melly, seorang konsultan di Chatham House, mengatakan kepada The New Arab bahwa prediksi tentang masa depan hubungan keamanan Niger dengan mitra internasional sulit dibuat.

“Jika kudeta akhirnya berhasil, dampak pada keamanan regional akan tergantung pada apakah rezim baru memutuskan untuk mengikuti Mali dan Burkina Faso dalam mengejar jalur nasionalis yang lebih radikal… dan mungkin grup Wagner,” kata Melly.

Baca Juga: Mantan Pejabat AS Ungkap Pemerintahan Joe Biden Terlibat Kuat dalam Pembunuhan Warga Gaza

Kekhawatiran atas kemampuan Rusia untuk memanfaatkan kudeta telah meningkat setelah pengunjuk rasa pro-kudeta yang berunjuk rasa di luar Majelis Nasional di ibu kota Niamey. Banyak dari mereka mengibarkan bendera Rusia dan mengangkat tanda-tanda anti-Prancis.

Kudeta dimulai ketika pengawal presiden menguasai Istana Presiden dan menempatkan Bazoum sebagai tahanan rumah. Abdourahmane Tchaini, yang memimpin pengawal presiden, sejak itu menjadi kepala pemerintahan transisi baru, menurut televisi pemerintah.

Baik Uni Afrika dan Komunitas Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) mengutuk kudeta tersebut. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan agar presiden dibebaskan “dengan segera dan tanpa prasyarat apa pun”.

Sebagian besar kekhawatiran atas situasi di Niger berasal dari kekhawatiran tentang pertempuran yang sedang berlangsung di negara itu melawan beberapa kelompok militan, termasuk Negara Islam di Sahara Besar (ISGS), Negara Islam Provinsi Afrika Barat (ISWAP), dan Jama’at Nusrat al-Islam wal-Muslimin (JNIM) yang merupakan afiliasi al-Qaeda.

Baca Juga: Jerman Kecam Ben-Gvir yang Serukan Tembak Kepala Tahanan Palestina

Pemberontakan di Niger adalah bagian dari konflik lebih luas yang mencakup Sahel, dengan negara tetangga Mali dan Burkina Faso juga melakukan pemberontakan melawan kelompok-kelompok tersebut. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Militan Irak Janji Targetkan AS Jika Israel Serang Lebanon

Rekomendasi untuk Anda

Amerika
Eropa
Afrika
Amerika
Afrika
Palestina
Palestina
MINA Millenia
Khutbah Jumat
Indonesia