Kudeta Niger: Junta Batalkan Kesepakatan dengan Militer Prancis

Ilustrasi: protes pro-kudeta Niger mengibarkan bendera Rusia dan India. (Foto: Djibo Issifou/dpa/picture alliance)

Niamey, MINA – Junta (militer) Niger mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada Kamis malam (3/8) bahwa pihaknya “memutuskan untuk membatalkan perjanjian kerja sama di bidang keamanan dan pertahanan” dengan .

Antara 1.000 hingga 1.500 tentara Prancis saat ini ditempatkan di Niger, yang telah menjadi tempat persiapan penting dalam perang melawan militan Islam yang berafiliasi dengan “Islamic State (ISIS)” dan al-Qaeda. DW melaporkan.

Setelah Prancis menarik diri dari Mali dan Burkina Faso menyusul kudeta militer di kedua negara, pemerintah Presiden Niger terguling Mohamed Bazoum adalah salah satu sekutu strategis terakhir Prancis di wilayah Sahel yang bergolak.

Saat ini tidak jelas kapan pasukan Prancis akan mulai ditarik dari Niger. Staf Umum Prancis di Paris mengatakan kepada surat kabar Le Monde bahwa mereka tidak mengakui otoritas lain selain Bazoum.

Baca Juga:  Takluk dari Irak 2-1, Indonesia Gagal Rebut Juara 3 Piala Asia U-23 di Qatar

Sejak kudeta yang dipimpin Jenderal Abdourahamane Tchiani pada 26 Juli, operasi kontraterorisme yang dilakukan oleh Prancis, yang berada di bawah komando Staf Umum Niger, telah ditangguhkan.

Sebelumnya pada hari Kamis, junta militer dilaporkan juga memblokir penyiar berita internasional Prancis France 24 dan Radio France Internationale.

Seorang pejabat senior Niger mengatakan, penyiaran itu diblokir “atas instruksi otoritas militer yang baru.”

Tidak berapa lama, Kementerian Luar Negeri Prancis mengutuk langkah tersebut.

“Prancis menegaskan kembali keterlibatan dan tekadnya yang terus-menerus dalam mendukung kebebasan berekspresi, pers, dan perlindungan jurnalis,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Tindakan keras junta terhadap yang didanai pemerintah Prancis terjadi saat protes pro-kudeta berlanjut.

Baca Juga:  Ini Kekuatan Media Online di Era Digital

Ribuan orang berkumpul di Niamey pada hari yang juga merupakan Hari Kemerdekaan Niger. Orang-orang memegang poster anti-Prancis dan mengibarkan bendera Rusia. (T/RI-1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.