Kuliah Online, IPB University Sudah Lama Melakukan

Jakarta, MINA – Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perguruan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (), Prof. Ir. Nizam, M.Sc, DIC, Ph. D mengatakan, sistem belajar online () memberikan peluang bagi mahasiswa dari satu perguruan tinggi untuk mengikuti kuliah tetap bermutu.

Salah satunya seperti yang sudah dilakukan , kata Nizam.

“Kami memfasilitasi para mahasiswa, untuk masalah platform selama mereka mengikuti pembelajaran daring,” ujar Nizam melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (11/4).

Koordinasi dengan provider-provider internet telah dilakukan, agar memberikan akses gratis terhadap sejumlah aplikasi yang mendukung kegiatan belajar mahasiswa.

“Jadi sistem IT, atau alamat internet dari satu perguruan tinggi didaftarkan agar akses-akses digital yang dibutuhkan tak berbayar. Kemudian, platform di Kemendikbud juga bebas pulsa namun untuk aplikasi-aplikasi umum tidak bisa diberikan secara gratis, tetapi internet akses memberikan diskon,” katanya.

Dia juga mendorong seluruh kampus untuk memberikan layanan yang prima bagi para mahasiswa. Nizam mengapresiasi sejumlah gebrakan yang dilakukan IPB University.

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Arief Satria menyoroti positif kebijakan pembelajaran Daring. Menurutnya, pola pendidikan tersebut telah diadopsi lama, sesuai perkembangan era Four Point Zero.

“Imbas dari Covid-19, akhirnya membuat seluruh perguruan tinggi mau tidak mau harus melakukan pembelajaran daring. Jadi ada hikmahnya memang, sebab perjalanan awalnya tidak mulus. Setelah muncul kondisi ini, seluruh masyarakat terutama di bidang pendidikan dipaksa untuk melek digital,” katanya.

Ia mengungkapkan, sebelum kemunculan virus corona, IPB telah memiliki sistem belajar daring yang dinamakan LMS IPB, yaitu pengelolaan proses belajar mengajar dan pusat repository materi-materi kuliah IPB secara online.

Sehingga para dosen di Kampus berlatar belakang bidang pertanian ini, tidak terlalu kesulitan untuk mendesain mata kuliah yang diberikan tanpa tatap muka.

“Elemen Outcam, atau kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa yang mengikuti perkuliahan bisa tercapai. selama tujuh kali pertemuan hingga ujian karena IPB sejak pertengahan Maret kemarin kita sudah menerapkan proses ujian secara daring. Kemudian sisa perkuliahan tujuh kali, sudah full dilakukan secara online ini buat mahasiswa juga sama mereka menikmati fleksibility,” tambahnya.

Di sisi lain, Arief menegaskan, ada hal yang patut diwaspadai dengan sistem pembelajaran daring. Yakni mahasiswa yang tengah berada di kampung halaman dengan lokasi pelosok, akan mengalami kesulitan akses sinyal internet.

“Memang untuk pulsa, dan kuota difasilitasi tapi ketika mereka yang di rumahnya susah sinyal, tentu agak sulit mengikuti pembelajaran secara online. Tapi masalah ini masih bisa ditangani,” katanya. (R/R11/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)