Jakarta, MINA – Tindakan kontroversial Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengunjungi terowongan di bawah kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Al-Quds (Yerusalem), Palestina, menuai kecaman keras dari berbagai organisasi Islam internasional.
Para tokoh Islam dan ulama memperingatkan bahwa kunjungan tersebut bukan sekadar simbolis, tetapi bagian dari skenario sistematis Israel untuk mengubah status historis dan religius situs suci ketiga umat Islam itu.
Tindakan tersebut dinilai sebagai provokasi terang-terangan yang mengancam integritas spiritual dan arsitektural salah satu situs paling sakral dalam Islam.
Dalam pernyataan bersama yang dirilis oleh berbagai tokoh dan organisasi Islam internasional, termasuk Majlis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM), Aliansi Masjid Sedunia Mempertahankan Al Aqsa, dan Sekretariat Ulama Rantau Asia, Jumat (30/5), kunjungan Netanyahu disebut sebagai langkah politik berbahaya.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Shalat Jumat Diperpendek Selama Musim Haji 2025
Mereka menyebut bahwa Israel secara sistematis menggali terowongan di bawah Masjid Al-Aqsa untuk mendukung klaim historis palsu dan melemahkan fondasi struktur masjid tersebut.
“Ini bukan kunjungan biasa. Ini adalah bagian dari agenda jangka panjang untuk menghapus identitas Islam di Al-Quds dan membuka jalan menuju pembagian atau bahkan penghancuran Masjid Al-Aqsa,” ujar Mohd Azmi Abdul Hamid, Presiden MAPIM.
Para tokoh Muslim itu menekankan, Al-Aqsa bukan hanya isu lokal Palestina, melainkan simbol kehormatan dan kesatuan umat Islam sedunia. Mereka menyoroti bahwa serangan terhadap Al-Aqsa adalah serangan terhadap marwah umat secara kolektif.
Seruan Aksi Global
Baca Juga: Kementerian Energi Suriah Tanda Tangani MOU dengan Perusahaan Internasional
Dalam pernyataan tersebut, para pemimpin Muslim menyerukan langkah-langkah konkret, di antaranya:
Pertama, Kecaman dan Tekanan Diplomatik Internasional: Negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Liga Arab, dan pemerintah negara-negara Muslim diminta untuk mengeluarkan pernyataan resmi mengecam tindakan Israel dan mempertimbangkan pemanggilan pulang duta besar dari Tel Aviv.
Kedua, Mobilisasi Massa dan Demonstrasi Damai: Seruan untuk menggelar demonstrasi besar-besaran di depan kedutaan Israel, kantor PBB, dan titik-titik strategis di seluruh dunia untuk menunjukkan solidaritas terhadap Al-Aqsa.
Ketiga, Penguatan Dukungan terhadap Murabitun: Kampanye global untuk mendukung para penjaga Masjid Al-Aqsa (murabitun) yang selama ini mempertahankan situs tersebut dari upaya penodaan.
Baca Juga: Iran Perintahkan 4 Juta Lebih Migran Afghanistan Pergi Sebelum 6 Juli
Keempat, Upaya Hukum Internasional: Mendesak negara-negara Islam membawa pelanggaran ini ke Mahkamah Keadilan Internasional (ICJ) dan Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Tekanan juga ditujukan kepada UNESCO untuk bertindak atas pelanggaran terhadap warisan budaya dunia.
Kelima, Pernyataan Ulama dan Fatwa Khusus: Para imam dan khatib diminta menyampaikan khutbah Jum’at khusus sebagai bentuk kecaman terbuka, disertai fatwa-fatwa yang mempertegas kewajiban mempertahankan Al-Aqsa.
“Masjid Al-Aqsa adalah garis merah bagi umat Islam. Pelanggaran terhadapnya adalah pelanggaran terhadap martabat umat,” tegas Dato’ Wira Syekh Abdul Ghani Samsudin, Ketua Sekretariat Ulama Rantau Asia.
Para pemimpin Muslim dunia mengingatkan bahwa diamnya dunia terhadap tindakan provokatif seperti itu akan dicatat sejarah sebagai bentuk kegagalan kolektif dalam membela keadilan dan warisan suci umat manusia. Mereka menyerukan umat Islam dari segala kalangan, ulama, pemerintah, aktivis, dan masyarakat umum, untuk bersatu, menyuarakan perlawanan, dan mengambil langkah nyata demi mempertahankan Masjid Al-Aqsa.[]
Baca Juga: Suhu di Makkah Kamis 2 Dzulhijjah Capai 50 Derajat Celsius
Mi’raj News Agency (MINA)