Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kurikulum Peningkatkan Inovasi PT Perlu Reorientasi di Era Revolusi Industri 4.0

Hasanatun Aliyah - Kamis, 20 September 2018 - 22:50 WIB

Kamis, 20 September 2018 - 22:50 WIB

11 Views

Semarang, MINA – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, peningkatan kurikulum inovasi Perguruan Tinggi (PT) perlu direorientasi di era revolusi indistri 4.0.

“Perlu ada reorientasi kurikulum di perguruan tinggi. Kurikulum di perguruan tinggi harus mengacu pada pembelajaran dalam teknologi informasi, ‘internet of things’, ‘big data’ dan komputerisasi, serta ‘entrepreneurship’ dan ‘internship’ harus menjadi kurikulum wajib. Ini akan menghasilkan lulusan terampil dalam aspek literas data, literasi teknologi dan literasi manusia,” katanya.

Hal tersebut disampaikan oleh dalam arahannya pada pembukaan acara Rapat Kerja dan Semiloka International Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta Se-Indonesia (BKS-PTIS) di Universitas Islam Sultan Agung, Semarang (20/9).

Menghadapi Revolusi Indutri 4.0 yang ditandai dengan persaingan ketat dan arus informasi yang pesat pada semua sektor, Indonesia dituntut memiliki daya saing yang kuat agar mampu mensejajarkan diri dengan negara-negara lain.

Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri

Menurutnya, inovasi merupakan kunci dalam peningkatan produktifitas berkelanjutan, yang pada akhirnya dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi bangsa. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas  inovasi di era Revolusi Industri 4.0, perguruan tinggi perlu melakukan reorientasi kurikulum agar tetap relevan dengan perkembangan zaman.

“Kuantitas bukan lagi menjadi indiktor utama bagi perguruan tinggi dalam mencapai kesuksesan, melainkan kualitas lulusannya. Karena tujuan utama dari pendidikan tinggi di Indonesia adalah untuk mentransformasi masyarakat menjadi sumber daya manusia yang inovatif dan adaptif,” ujarnya.

Nasir berharap agar peguruan tinggi dapat melahirkan tenaga kerja kompeten yang siap menghadapi Industri kerja yang kian berkembang seiring dengan kemajuan teknologi, keahlian kerja, kemampuan beradaptasi dan pola pikir yang semakin dinamis.

Selain itu, disrupsi teknologi yang juga terjadi pada pendidikan tinggi membuat perguruan tinggi perlu menerapkan sistem pembelajaran baru, yaitu ‘cyber university’ yang berbasis ‘online learning’.

Baca Juga: Update Bencana Sukabumi:  Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian

Nasir menyebutkan saat ini Kemenristekdikti sedang menyiapkan Peraturan Menteri tentang Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), untuk meningkatkan akses seluruh putra-putri Indonesia ke jenjang pendidikan tinggi  dan mendorong pendidikan tinggi di Indonesia bersiap diri menuju World Class University.

“Untuk menghadapi kompetisi global sesuai kriteria versi QS, perlu adanya kerjasama antara perguruan tinggi dengan di luar, tentu mitra ini harus perguruan tinggi yagn bermutu juga. Harus ada pertukaran dosen dan mahasiswa dengan perguruan tinggi luar negeri. Riset dan publikasi international juga perlu di dorong lagi, baik dilakukan secara mandiri ataupun dengan skema ‘joint research’,” paparnya. (R/R10/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia