Bandar Lampung, 8 Rajab 1437 H/ 16 April 2016 (MINA) – Pergaulan bebas yang terjadi di kalangan remaja akhir-akhir ini, dalam jangka panjang akan dapat merusak generasi bangsa.
Demikian diungkapkan Kurnia Widiatuti, Pakar Parenting Keluarga Muslim Nasional dalam acara Seminar Parenting Nasional bertema Menjadi Ayah Idola, Bunda Bidadari, Membentuk Anak Menjadi Bintang, yang diadakan di Graha Achava Join, Rajabasa Bandar Lampung, Sabtu, (16/4).
Kurnia Widiatuti menambahkan, bahwa upaya pengrusakan generasi bangsa melalui gaya hidup pergaulan bebas tersebut dilakukan oleh pihak asing dengan cara yang sangat halus.
“Upaya merusak anak bangsa ini sudah dibidik oleh orang-orang asing untuk menjajah bangsa ini tanpa menggunakan peperangan, tetapi dengan cara yang sangat halus” ujarnya.
Hal ini dilakukan agar para orangtua tidak siap untuk menyaksikan anak-anak mereka memimpin sebuah bangsa, saat Indonesia kelak akan menghadapi bonus demografi , di mana proporsi usia produktif lebih banyak dalam suatu bangsa, dan puncaknya di perkirakan terjadi tahun 2025.
“Peperangan halus dilakukan agar di tahun 2025 kita tidak siap menyaksikan anak kita memimpin bangsa Indonesia ini, ” katanya.
Ia menceritakan, beberapa waktu silam ketika mengisi ceramah di sebuah kota dalam rangka acara HIV AIDS Sedunia, sebelum ia ceramah, seorang dokter membisikan kepadanya agar mengajarkan orangtua untuk menyelamatkan anak-anak mereka dari pelacuran.
“Ajarilah orangtua untuk menyelamatkan anak-anak mereka, karena ditemukan ada remaja yang terlibat dalam dunia pergaulan bebas pelacuran ternyata pelajar yang masih duduk di kelas dua sekolah menengah,” katanya mengutip perkataan dokter tersebut.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
Dia juga mengungkapkan bagaimana beberapa tahun silam, saat ia menjenguk orang yang positif menderita HIV/AIDS, badannya sampai mengering, darah berwarna hitam dan kental seperti tinta cumi-cumi.
“Ini salah satu dampak dari pergaulan bebas di lingkungan remaja dan menjadi korban rekayasa pengrusakan generasi,” imbuhnya.
Dia menghimbau para orang tua untuk memperhatikan pendidikan Agama bagi anak dan kembali menjadikan Rasulullah sebagai teladan.
“Inilah pekerjaan rumah untuk kita sebagai orangtua agar kembali menjadikan Rasullullah menjadi teladan,” katanya. (L/nia/ism/K08/P4).
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)