Jakarta, 20 Jumadil Akhir 1436/9 April 2015 (MINA) – Pemerintah Indonesia kembali mengevakuasi 70 WNI dari Yaman pada Rabu (8/4) menyusul serangkaian pemulangan lainnya yang sedang berlangsung di tengah konflik Yaman.
“Setelah ketibaan 220 WNI evakuasi dari Yaman 5 dan 6 April kemarin, 60 WNI menggunakan penerbangan Emirates 22.30 WIB berhasil mendarat di Indonesia,” kata Kemenlu dalam sebuah pernyataan yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Sementara pada hari ini, Kamis 9 April 2015, Pukul 02.10 WIB dengan penerbangan Qatar QR 958 akan tiba pula 10 WNI lainnya. Ketibaan WNI tersebut akan disambut Pejabat dan Staf dari Kementerian Luar Negeri.
Keadaan keamanan di Yaman, khususnya di bagian Barat Yaman sekitar kota Aden dan Sana’a semakin memprihatinkan. Kontak senjata antara pihak yang bertikai semakin meluas. Keadaan ini mempersulit upaya evakuasi dan mengharuskan Tim Percepatan Evakuasi WNI untuk terus menyesuaikan skenario, langkah dan proses evakuasi. Tim evakuasi tetap berpegang pada prinsip melakukan evakuasi secara cepat, aman dan efisien.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
Indonesia juga menyesalkan kembali terjadinya korban sipil dalam pertikaian di Yaman. Pemerintah terus menyerukan agar semua pihak menahan diri dan memperhatikan keselamatan warga sipil, baik itu warga Yaman maupun warga aisng.
Menlu RI meminta kepada semua pihak di Yaman agar memberlakukan jeda kemanusiaan (humanitarian pause) guna memberikan kesempatan bagi warga sipil dievakuasi keluar dari Yaman.
Dalam hal ini Menlu telah memerintahkan Wakil tetap RI di PBB untuk mendorong Dewan Keamanan (DK) PBB mengeluarkan resolusi terkait jeda kemanusiaan. Kesempatan ini akan digunakan oleh Pemerintah RI untuk melakukan evakuasi WNI secepatnya dari Yaman.
Pada Rabu, Tim Percepatan Evakuasi WNI yang bertugas di Tarim telah berhasil mengumpulkan WNI dari wilayah Yaman Timur untuk dibawa menuju Salalah, Oman dengan jarak tempuh selama 4 jam dan untuk selanjutnya dipulangkan ke Indonesia. Sementara itu, Tim Percepatan Evakuasi WNI di wilayah Yaman Barat masih terus melakukan pendataan dan pendekatan kepada otoritas terkait serta memantau situasi untuk selanjutnya melakukan evakuasi keluar Yaman.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
Sementara itu, Tim Evakuasi di wilayah Yaman Selatan masih terus menjajaki ketersediaan kapal dari Djibouti untuk menjemput WNI yang ada di Kota Aden, mengingat banyak kapal yang takut berlabuh ke kota tersebut dikarenakan kondisi keamanan tidak stabil.
Evakuasi dari awal
Sejak proses evakuasi dimulai pada Desember 2014 dan intensifikasi evakuasi pada 25 Maret 2015, sebanyak 792 WNI telah dievakuasi dari Yaman. Dengan demikian, hingga 9 April 2015 sebanyak 770 WNI telah kembali ke Indonesia.
Hingga kini, masih terdapat sejumlah WNI yang berada diberbagai penampungan dan menunggu evakuasi, dengan rincian di Aden 89 orang, Sana’a 50 orang, Al-Mukalla 200 orang dan Tarim 444 orang. KBRI Sana’a berfungsi secara penuh di Salalah, Oman, dan terus melaksanakan tugasnya untuk memberikan perlindungan dan pelaksanaan evakuasi WNI.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
Pemerintah Indonesia terus meminta agar seluruh WNI di Yaman bersedia untuk dievakuasi selama masih memungkinkan dan sebelum situasi semakin memburuk. Pemerintah juga meminta keluarga WNI yang ada di Indonesia mendorong keluarganya di Yaman untuk bersedia dievakuasi.
Seperti diketahui, Pemerintah telah mengirimkan tim terpadu ke Yaman dan Salalah, Oman untuk melakukan intensifikasi evakuasi WNI termasuk dengan mengerahkan satu pesawat TNI AU Boeing 737-400 dan satu kapal yang disewa dari Djibouti. Tim yang terdiri 43 personil meliputi unsur Kementerian Luar Negeri (14 orang), TNI AU (21 orang), Polri (7 orang), dan BIN (3 orang). Tim terus mencari cara untuk dapat melakukan evakuasi cepat, aman dan efisien.
Operasi evakuasi Yaman melibatkan 5 Perwakilan RI yaitu KBRI Sana’a, KBRI Riyadh, KBRI Muscat-Oman, KBRI Addis Ababa yang merangkap Djibouti dan KJRI Jeddah (Dit. PWNI dan BHI).(L/R04/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan