Gaza, MINA – Serangan layang-layang berapi dan balon helium yang dilancarkan Palestina, Senin (4/6), menyebabkan hampir 7 mil persegi wilayah Israel terbakar.
Layang-layang berapi tersebut melahap petak-petak rumput, ladang pertanian, dan cagar alam.
Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut, amun, tercatat kerugian yang sangat besar bahkan meningkat. Pasalnya, tidak ada tanda pemuda Palestina menyurutkan serangan, demikian The Times of Israel melaporkan yang dikutip MINA.
Dengan serangan Senin ini, pemuda Palestina menggunakan cara baru dalam meluncurkan serangan lewat udara. Selain menggunakan layang-layang berapi, kini mereka menggunakan balon helium.
Baca Juga: Hamas Kecam Knesset yang Paksakan Kedaulatan atas Tepi Barat
Balon helium membawa benda berapi yang disambung benang panjang, kemudian saat meledak ia akan menebarkan api.
Sekitar 300 dunam (74 akre) cagar alam Carmia – kira-kira sepertiga dari total luas lahan taman – terbakar sejak dimulainya fenomena “layang-layang api”.
Menurut kantor berita Hadashot Israel, ada kecurigaan api Carmia disebabkan balon yang meledak kemudian menyebarkan api di daerah tersebut, tetapi hal ini belum dikonfirmasi. Pihak berwenang mengatakan mereka masih menyelidiki penyebab kebakaran tersebut.
Seperti halnya layang-layang, militer Israel belum memberikan tanggapan terhadap ancaman ini.
Baca Juga: Militer Zionis Kuasai Kompleks Makam Nabi Yusuf di Nablus
Sebuah program percobaan menggunakan drone untuk menurunkan layang-layang dan balon yang datang dianggap gagal, Kan TV Israel melaporkan Sabtu malam.
Taktik menggunakan “balon api” mungkin terbilang baru di Gaza.
Tetapi sebenarnya cara ini telah ada sejak berpuluh tahun lalu.
Ketika Perang Dunia II, Jepang menggunakan “balon api” seperti itu terhadap Amerika Serikat, mengirim 9.000 balon berisi hidrogen ke dalam arus jet Pasifik di mana arus udara mendorong balon-balon itu menuju wilayah Amerika.(T/cha/P1).
Baca Juga: 36 Truk Bantuan Yordania Berhasil Masuk ke Gaza
Mi’raj News Agency (MINA).