Lahyanto Nadie Luncurkan Buku “Jejak Permanen Anies Baswedan, Signature untuk Jakarta”

Jakarta, MINA – Wartawan senior Lahyanto Nadie menerbitkan karya terbarunya buku “Jejak Permanen , Signature untuk Jakarta.

Buku setebal 346 halaman ini berisikan tentang sosok, kinerja, dan evaluasi kritis terhadap Gubernur yang digadang-gadang menjadi calon presiden.

“Ini buku ke-23 yang saya terbitkan setelah pensiun dari Bisnis Indonesia sejak 4 tahun lalu,” katanya di Jakarta, sebagaimana keterangan tertulisnya yang diterima MINA, Ahad (2/1).

Buku yang diterbitkan oleh Pustaka Kaji, ini terdiri dari lima bab. Bab pertama membahas tentang Janji Anies, berisikan pidato ketika ia pertama kali tampil sebagai gubernur dan mengulas peran Betawi dalam merawat Jakarta.

Bab kedua membahas tentang kinerja Anies sehingga menjadi jejak permanen, sedangkan bab tiga mengulas anugerah dan prestasi.

Pada bab empat dibahas tentang sikap kritis penulis terhadap kinerja Gubernur Anies, berisikan pekerjaan rumah yang belum tuntas.

Sejarawan JJ Rizal menyumbangkan tulisannya dalam bab ini. Pada bagian akhir di bab lima adalah evaluasi dari publik yang merupakan opini para tokoh nasioal dan gubernur dan wakil gubernur dari masa ke masa.

Evaluasi terhadap kinerja gubernur a.l. oleh Eddie Mardjoeki Nalapraya (Wagub DKI Jakarta 1983-1986),  Sutiyoso (Gubernur DKI Jakarta 1997-2007), dan Fauzi Bowo (Gubernur DKI Jakarta (2007-2012).

“Bang Foke menuliskan evaluasinya dari Jerman,” kata Bang Lay, panggilan akrab Lahyanto Nadie.

Menurutnya, para evaluator itu memberikan pandangannya secara objektif sehingga buku ini bermanfaat untuk para pengambil kebijakan baik di pemerintah, politisi, maupun dunia bisnis.

Bagi kalangan akademisi buku ini sarat dengan bahan diskusi ilmiah sehingga melahirkan inovasi yang produktif.

Tim penulis buku ini terdiri dari Hamzah Ali, Muhammad Idris, dan Yahya Andi Saputra, dihiasi karya fotografer Ferdiansah Djoenaedi dan Syarif Rohimi, dokter spesialis anak yang menekuni fotografi.

Sedangkan editornya adalah wartawan senior Ahmad Djauhar, pemimpin redaksi Bisnis Indonesia (2002-2011) dan Anggota Dewan Pers (2017-2022). Prolog ditulis oleh budayawan N. Syamsuddin Ch. Haesy.

Bang Lay menjelaskan, isi buku ini bukan pujian. Ia berupaya untuk menulisnya secara objektif. Itulah sebabnya ada saran dan kritik karena banyak PR Anies yang belum beres.

Beberapa kali ia menyampaikan kritiknya di media massa tentang trotoar dan disampaikan ke Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), akan tetapi tak ada respon.

Begitu pun melalui cara informal dan mulai dari diskusi tingkat RT hingga tingkat kelurahan, hingga kini tak terealisasi. “Geregetan juga sih,” kata Anggota Forum Pengkajian dan Pengembangan Perkampungan Budaya Betawi tersebut.

Bang Lay bahagia buku ini akhirnya dapat terbit dan berada di tangan pembaca. “Bila halaman demi halaman dalam buku ini dapat membangkitkan semangat pembelajaran para pembaca, itu merupakan kegembiraan yang luar biasa bagi saya,” pungkasnya. (R/R1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.