Ramallah, MINA – Hampir 1.200 serangan dilakukan terhadap warga Palestina oleh pasukan pendudukan Israel dan pemukim Israel di seluruh Tepi Barat yang diduduki pada bulan Oktober lalu.
Laporan itu dirilis oleh Otoritas Perlawanan Tembok dan Pemukiman pada Selasa (1/11), seperti dikutip MEMO.
Sebagian besar serangan terjadi di Hebron, diikuti oleh Nablus dan kemudian Ramallah.
“Sifat serangan termasuk perampasan tanah dengan kekerasan, kampanye penangkapan, perusakan lahan pertanian dan penutupan kota,” kata Muayyad Shaaban, Kepala Organisasi anti-pemukiman Lokal.
Baca Juga: Protes Perang Gaza, Dua Remaja Israel Tolak Wajib Militer
“Khusus jumlah serangan yang dilakukan oleh pemukim Israel melebihi rekor bulan sebelumnya, dengan 254 serangan,” imbuhnya.
Dia menambahkan, otoritas pendudukan mengeluarkan dua belas perintah terkait dengan struktur milik Palestina, mulai dari pembongkaran, perintah untuk berhenti membangun pekerjaan dan pemberitahuan evakuasi kepada keluarga Palestina di Qalqiliya dan Tubas.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa total 1.584 pohon zaitun diketahui telah dirusak dan ditumbangkan oleh pemukim ilegal Yahudi.
“Pemukim Israel telah menghancurkan ribuan pohon zaitun di wilayah pendudukan selama bertahun-tahun, terutama di sekitar musim panen untuk memaksimalkan kerusakan dan efek pada petani Palestina,” ujarnya .
Baca Juga: Blokir Knesset, Keluarga Sandera Desak Netanyahu Segera Gencatan Senjata dengan Hamas
Shaaban mencatat bahwa pemukim Israel, khususnya sayap kanan ekstrem, jarang dimintai pertanggungjawaban oleh otoritas pendudukan. Dalam banyak kasus, para pemukim yang melecehkan dan menyerang warga Palestina didampingi dan dilindungi oleh tentara Israel.
Gerakan hak asasi manusia Israel Peace Now memperkirakan ada sekitar 666.000 pemukim tinggal di 145 permukiman ilegal dan 140 pos terdepan di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem.
Hukum internasional menganggap Tepi Barat dan Yerusalem sebagai “wilayah pendudukan”, dan semua pemukiman serta pemukim di sana dianggap ilegal.
Berbicara kepada Dewan Keamanan PBB pekan lalu, koordinator khusus untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland , mengatakan, “lonjakan kekerasan fatal” menyebabkan 2022 menjadi tahun paling mematikan bagi warga Palestina di Tepi Barat sejak 2005.
Baca Juga: Tahanan Wanita di Penjara Damoun Israel Alami Perlakuan Tidak Manusiawi
Selama sebulan terakhir, kata Wennesland, pasukan keamanan Israel membunuh 32 warga Palestina, termasuk 6 anak-anak dan melukai 311 selama demonstrasi, bentrokan, serangan dan operasi pencarian serta penangkapan.
Setidaknya dilaporkan bahwa 125 warga Palestina telah meninggal dalam serangan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur tahun ini. (T/R6/P1
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: UNRWA Sebut Kelaparan di Gaza telah Mencapai Tingkat Kritis