Washington, MINA – Muslim Rohingya di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, menjadi sasaran “pembersihan etnis” oleh pasukan keamanan yang bekerja sama dengan kelompok main hakim sendiri pada tahun 2023, menurut sebuah laporan yang dirilis oleh Amerika Serikat, Senin (22/4).
Sekitar 1 juta pengungsi Rohingya telah tinggal di Bangladesh sejak tahun 2017, ketika operasi militer Myanmar memaksa mereka melintasi perbatasan. Namun, ratusan ribu lainnya masih berada di Myanmar dan telah ditetapkan sebagai orang “tanpa kewarganegaraan” oleh PBB.
Dikutip dari Radio Free Asia (RFA), dalam laporan tahunan negara-negara hak asasi manusia, yang merinci situasi hak asasi manusia di masing-masing negara di dunia dan dirilis pada hari Senin, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa warga Rohingya yang tersisa di Myanmar terus menghadapi “diskriminasi parah berdasarkan etnis mereka.”
Dalam banyak kasus, laporan negara Myanmar mengatakan, warga sipil Rohingya bahkan dijadikan sasaran operasi militer di tengah perang saudara di negara tersebut, yang telah memberikan pukulan berat bagi etnis minoritas tersebut.
Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi Enam Pejabat Senior Hamas
Pada tanggal 25 Agustus 2023, laporan tersebut mencatat, milisi bersenjata Arakan Rohingya Salvation Army mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap serangkaian pos keamanan di Negara Bagian Rakhine utara, yang menyebabkan kematian 12 personel keamanan.
Sebagai tanggapan, pasukan keamanan dan “kelompok main hakim sendiri” kemudian “melakukan kekejaman yang meluas terhadap penduduk desa Rohingya.”
Kekejaman tersebut mencakup “pembunuhan di luar proses hukum, penghilangan orang, pemerkosaan, penyiksaan, penangkapan sewenang-wenang, dan pembakaran puluhan ribu rumah dan beberapa bangunan keagamaan serta bangunan lainnya.”
“Kekejaman dan kejadian terkait ini memaksa lebih dari 655.000 warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh pada bulan Desember,” kata laporan tersebut, “dan merupakan pembersihan etnis terhadap warga Rohingya.” []
Baca Juga: Diveto AS, DK PBB Gagal Setujui Resolusi Gencatan Senjata Segera di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)