Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan Media Myanmar Kontras dengan Kesaksian Warga Rohingya

Rudi Hendrik - Ahad, 23 Oktober 2016 - 03:25 WIB

Ahad, 23 Oktober 2016 - 03:25 WIB

609 Views

Maungdaw, Myanmar, 21 Muharram 1438/22 Oktober 2016 (MINA) – Laporan resmi pemerintah dan media Myanmar tentang peristiwa di Maungdaw, negara bagian Rakhine sangat kontras dengan kesaksian warga Rohingya yang berhasil diwawancarai oleh kantor berita Reuters.

Orang-orang yang tidak ingin diidentifikasi, memberi keterangan yang bertentangan dengan beberapa laporan di media pemerintah Myanmar.

Koran Myanmar Alin Today yang dikelola negara mengatakan bahwa 30 Muslim menyerang pasukan pemerintah pada 11 Oktober dekat desa Kyetyoepyin, dan 10 etnis Rohingya tewas dalam pertempuran berikutnya.

Setelah bentrokan itu, menurut koran itu, para pelaku melarikan diri dan membakar rumah warga. Demikian Bangkok Post memberitakan yang dikutip MINA.

Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung

Namun, beberapa warga Rohingya dari daerah tersebut mengatakan bahwa mereka yakin setidaknya 19 orang, termasuk delapan wanita, tewas oleh pasukan keamanan Myanmar hari itu.

Mereka juga mengatakan bahwa tentara yang mengatur sebagian besar pembakaran desa.

Media pemerintah melaporkan bahwa 30 “penyerang” telah tewas oleh pasukan keamanan sejak 9 Oktober, termasuk dua perempuan yang dilaporkan telah dipersenjatai dengan pedang.

Tapi wawancara Reuters dengan enam warga dan tokoh masyarakat di Kota Maungdaw, serta diplomat di Yangon dan kelompok hak asasi, memberi gambaran yang berbeda.

Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki

“Jelas ada lebih dari 30 yang tewas,” kata Chris Lewa dari Arakan Project, sebuah kelompok pemantau yang mendapat informasi dari jaringan sumber di seluruh kota Maungdaw. “Dan banyak dari mereka adalah warga sipil, bukan penyerang.”

Lewa mengatakan tentara menggunakan dalih “tindakan kontra-pemberontakan” khusus terhadap warga sipil, termasuk menembak warga sipil, membakar rumah, menjarah properti dan melakukan penangkapan sewenang-wenang.

PBB mengatakan, kekerasan mencegah lembaga bantuan untuk memberikan makanan dan obat-obatan ke wilayah Maungdaw yang dikunci oleh militer dan ditetapkan sebagai “zona operasi”. (T/P001/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina 

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Khadijah