New York, 17 Muharram 1437/30 Oktober 2015 (MINA) – Puluhan calon telah dicoret dan sekitar 760.000 orang telah ditolak hak suaranya menjelang pemilihan umum yang akan datang yang sangat ditunggu-tunggu Myanmar, seorang penyidik PBB menyatakan Kamis.
Yanghee Lee, pelapor khusus PBB mengenai hak asasi manusia di Myanmar, mengatakan dalam sebuah laporan jumlah tertinggi calon yang didiskualifikasi di kalangan umat Islam berasal dari Rakhine, tempat tinggal sekitar 1 juta Muslim Rohingya.
Anggoa DPR dari Partai Demokrat, Joe Crowley, mengeluhkan kartu yang “ditumpuk” karena militer yang kuat telah dijamin memperoleh 25 persen kursi parlemen. Dia mengatakan pemungutan suara tidak akan memperlihatkan keadaan yang sebenarnya dari keinginan rakyat Myanmar.
Matt Salmon dari Partai Republik menyebut pergeseran negara Asia Tenggara itu dari pemerintahan otoriter ke “transisi demokrasi secara sistematis dimanipulasi,” Mi’raj Islamic News Agency (MINA) mengutip Anadolu melaporkan.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
“Jika berbagai keanehan itu sengaja dilakukan untuk mendukung partai yang berkuasa, tetapi mereka memiliki pemilu yang bersih, bagaimana seharusnya AS menanggapinya?” ia bertanya di depan urusan luar negeri DPR yang mengawasi kebijakan Asia. Dia menganjurkan agar AS menahan diri dalam memperluas hubungan AS-Myanmar.
Dari Rakhine dilaporkan para pendukung Muslim pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, menyatakan mereka berharap pemerintahan Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) akan memperbaiki kehidupan mereka di negara bagian Rakhine, kawasan tempat Muslim Rohingya yang masih banyak menghadapi diskriminasi setelah kekerasan tahun 2012 dan 2013.
Kaum Muslim telah menempatkan harapan mereka pada NLD, meskipun partai tidak mengajukan calon Muslim di daftar atas lebih dari 1.100 kandidat untuk pemilihan 8 November dan telah dikritik karena tidak berbicara menentang marjinalisasi mereka. (T/R07/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan