Paris, 7 Safar 1437/19 November 2015 (MINA) – Pimpinan perusahaan fashion ternama Zara yang berada di tengah-tengah kontroversi di Perancis, segera memecat penjaga keamanannya setelah melarang seorang Muslimah Perancis berjilbab masuk ke tokonya.
Sebuah video yang merekam insiden di Plaisir pinggiran barat Paris itu, menyebar dengan cepat di media sosial, memprovokasi kemarahan dan memunculkan seruan boikot terhadap Zara.
Tanggal video tidak jelas, tapi itu diunggah pada 14 November, sehari setelah serangan mematikan terjadi di Paris yang menewaskan 129 orang. Quartz melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (19/11).
Seperti yang dilakukan oleh sebuah akun Facebook bernama Adam Almaghribi yang menyeru Muslim dunia menyebarkan tindakan keamanan toko Zara itu dan berhenti membeli di toko yang disebutnya rasis itu.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Sebagai tanggapan dari seruan boikot terhadap produk fashion dan tokonya, Zara mengkonfirmasi telah memecat manajer toko dan penjaga keamanan yang terlibat dalam insiden itu.
Dalam video tersebut, penjaga keamanan dilaporkan mengatakan, tidak ada wanita yang kepalanya ditutupi (jilbab) diizinkan masuk.
Sebuah hukum Perancis pada 2010 memperkenalkan larangan memakai penutup wajah penuh (burqa) di depan umum, tetapi hukum itu tidak berlaku bagi jilbab yang hanya menutupi rambut.
“Jenis mentalitas ini tidak pernah terdengar di Zara dan tidak pernah ada instruksi yang diberikan untuk bertindak dengan cara ini,” kata Jean-Jacques Salaun, kepala toko Zara Perancis, kepada AFP.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Dia juga mengatakan, ia meminta maaf kepada pelanggan dan pemilik merek meminta maaf kepada konsumen di Facebook juga. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina