Tel Aviv, MINA – Puluhan ribu warga Israel turun ke jalan di Tel Aviv pada Ahad (17/8) malam, menuntut segera diakhirinya perang Gaza dan pembebasan para sandera yang masih ditahan Hamas.
Alun-alun yang dikenal sebagai Hostage Square berubah menjadi lautan massa dengan teriakan “Hentikan perang! Bawa mereka semua pulang!” menggema di udara.
Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang, penggagas aksi ini, memperkirakan sekitar 500.000 orang hadir, meskipun otoritas belum mengonfirmasi jumlah tersebut.
“Kami menuntut kesepakatan yang komprehensif dan realistis, serta diakhirinya perang,” kata Einav Zangauker, ibu dari salah seorang sandera, Matan.
Baca Juga: 300.000 Siswa Kembali Bersekolah di Gaza Pasca Gencatan Senjata
Ia menilai pemerintah Israel telah mengubah perang yang semula dianggap adil menjadi perang sia-sia yang hanya memperpanjang penderitaan.
Media Israel menayangkan rekaman Matan yang tampak lemah dan kurus, ditemukan tentara di Gaza.
Dalam video itu, ia menyampaikan kerinduan mendalam kepada keluarganya. Video tersebut semakin mengobarkan emosi publik untuk menekan pemerintah segera mencapai kesepakatan.
Aksi di Tel Aviv merupakan puncak dari gelombang protes nasional yang diwarnai mogok kerja, pemblokiran jalan, hingga bentrokan dengan polisi. Sedikitnya 30 orang dilaporkan ditangkap.
Baca Juga: ICC Tolak Banding Kedua Israel soal Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengecam aksi tersebut.Menurutnya, protes justru memperkuat posisi Hamas dan dapat menunda proses pembebasan sandera.
Netanyahu juga memperingatkan bahwa aksi jalanan berpotensi mengulang tragedi serangan 7 Oktober 2023.
Namun, kritik terhadap Netanyahu semakin meluas. Tokoh oposisi Benny Gantz menuding pemerintah gagal menjalankan tanggung jawabnya.
“Bukannya membawa anak-anak itu pulang, pemerintah malah menyerang keluarga para sandera,” ujarnya.
Baca Juga: 300 Ribu Siswa Gaza Kembali Bersekolah
Aksi protes di Israel itu memperlihatkan semakin dalamnya perpecahan politik dan sosial di dalam negeri, di tengah perang yang kini memasuki bulan ke-22 tanpa tanda akan segera berakhir.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Harga Pangan Gaza Meroket Drastis, UNRWA: Lahan Pertanian Hancur Total