Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih 500 Warga AS Sakit karena Rokok Elektrik, Delapan Mati

Rudi Hendrik - Ahad, 22 September 2019 - 06:27 WIB

Ahad, 22 September 2019 - 06:27 WIB

14 Views

Ilustrasi: perokok elektrik. (Foto: Getty Images)

Jefferson City, MINA – Lebih dari 500 orang warga Amerika Serikat (AS) telah didiagnosis mengidap penyakit pernapasan terkait rokok elektrik atau vape, tetapi penyebabnya masih belum diketahui, kata pejabat kesehatan AS, Kamis (29/9).

Pria Negara Bagian Missouri menjadi korban meninggal kedelapan karena memakai rokok elektrik, demikian Press TV melaporkan, Ahad (22/9).

Sementara itu, Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS mengungkapkan bahwa unit investigasi kriminalnya mulai melacak petunjuk sejak dini, karena kasus-kasus menunjuk pada produk rokok elektrik pasar gelap.

Direktur tembakau lembaga itu, Mitch Zeller, menekankan bahwa mereka tidak tertarik untuk menuntut orang yang menggunakan produk ilegal tetapi untuk membantu korban.

Baca Juga: Trump Pangkas Dana untuk Universitas Columbia karena Protes Pro-Palestina

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan, ada 530 kasus yang dikonfirmasi dan kemungkinan telah dilaporkan di 38 negara bagian dan satu wilayah AS, naik dari 380 kasus dalam sepekan.

Pemerintah Negara Bagian Missouri pada Kamis malam mengumumkan kematian seorang lelaki berusia 40-an pekan ini di rumah sakit St. Louis.

Semua pasien telah menggunakan rokok elektronik atau alat vape lainnya.

Para dokter mengatakan, penyakitnya menyerupai cedera inhalasi, dengan paru-paru tampaknya bereaksi terhadap zat kaustik.

Baca Juga: AS Ancam Cabut Visa Pelajar Asing yang Dianggap Pro-Hamas

Sejauh ini, tidak ada produk atau bahan vape tunggal yang dikaitkan dengan penyakit, meskipun sebagian besar pasien melaporkan memakai vape THC, bahan penghasil ganja yang tinggi.

Dua pertiga dari kasus tersebut melibatkan anak berusia 18 hingga 34 tahun. Tiga perempat adalah laki-laki.

Beberapa kasus pertama muncul pada bulan April. CDC belum mengatakan kapan sebagian besar orang menjadi sakit.

Subkomite Kongres akan mengadakan sidang tentang wabah itu pada hari Selasa (24/9). (T/RI-1/P1)

Baca Juga: Trump Tunda Penerapan Tarif 25 persen ke Meksiko dan Kanada

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: PM Ontario: Kanada Siap Balas Trump Kenakan Tarif Listrik 25 Persen

Rekomendasi untuk Anda

Ramadhan 1446 H
Dunia Islam
Internasional
Palestina
Indonesia