Jefferson City, MINA – Lebih dari 500 orang warga Amerika Serikat (AS) telah didiagnosis mengidap penyakit pernapasan terkait rokok elektrik atau vape, tetapi penyebabnya masih belum diketahui, kata pejabat kesehatan AS, Kamis (29/9).
Pria Negara Bagian Missouri menjadi korban meninggal kedelapan karena memakai rokok elektrik, demikian Press TV melaporkan, Ahad (22/9).
Sementara itu, Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS mengungkapkan bahwa unit investigasi kriminalnya mulai melacak petunjuk sejak dini, karena kasus-kasus menunjuk pada produk rokok elektrik pasar gelap.
Direktur tembakau lembaga itu, Mitch Zeller, menekankan bahwa mereka tidak tertarik untuk menuntut orang yang menggunakan produk ilegal tetapi untuk membantu korban.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan, ada 530 kasus yang dikonfirmasi dan kemungkinan telah dilaporkan di 38 negara bagian dan satu wilayah AS, naik dari 380 kasus dalam sepekan.
Pemerintah Negara Bagian Missouri pada Kamis malam mengumumkan kematian seorang lelaki berusia 40-an pekan ini di rumah sakit St. Louis.
Semua pasien telah menggunakan rokok elektronik atau alat vape lainnya.
Para dokter mengatakan, penyakitnya menyerupai cedera inhalasi, dengan paru-paru tampaknya bereaksi terhadap zat kaustik.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Sejauh ini, tidak ada produk atau bahan vape tunggal yang dikaitkan dengan penyakit, meskipun sebagian besar pasien melaporkan memakai vape THC, bahan penghasil ganja yang tinggi.
Dua pertiga dari kasus tersebut melibatkan anak berusia 18 hingga 34 tahun. Tiga perempat adalah laki-laki.
Beberapa kasus pertama muncul pada bulan April. CDC belum mengatakan kapan sebagian besar orang menjadi sakit.
Subkomite Kongres akan mengadakan sidang tentang wabah itu pada hari Selasa (24/9). (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan Anggota Kongres AS Desak Biden Sanksi Dua Menteri Israel