Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih dari 50.000 Anak Gaza Syahid dan Terluka sejak Dimulainya Genosida Israel

sri astuti Editor : Bahron Ans. - 26 detik yang lalu

26 detik yang lalu

0 Views

Anak-anak Palestina duduk di reruntuhan rumah setelah serangan udara Israel semalam di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 5 Maret 2024. (Foto: Al Manar)

Jenewa, MINA – Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) telah melaporkan bahwa lebih dari 50.000 anak syahdi atau terluka di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, menandai salah satu jumlah korban paling mematikan pada anak-anak dalam sejarah konflik modern.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Senin (2/6), UNRWA mengatakan bahwa warga sipil, termasuk anak-anak, pekerja kemanusiaan, staf medis, dan jurnalis terbunuh dan terluka setiap hari di tengah pemboman dan serangan darat yang tak henti-hentinya oleh pasukan pendudukan Israel (IOF). Palinfo melaporkan.

Badan PBB tersebut menggambarkan situasi yang sedang berlangsung sebagai bencana yang terus merenggut nyawa anak-anak dengan kecepatan yang mengejutkan.

Laporan itu muncul tak lama setelah Dana Anak-anak PBB (UNICEF) membunyikan peringatan atas meningkatnya jumlah korban pada anak-anak di Gaza.

Baca Juga: Ratusan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Aqsa di Bawah Perlindungan Polisi

Edouard Beigbeder, Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, mengonfirmasi lebih dari 50.000 anak telah terbunuh atau terluka sejak dimulainya genosida Israel pada 7 Oktober 2023.

“Dalam 72 jam terakhir saja sudah terungkap biaya yang tak tertahankan dari perang terhadap anak-anak ini,” kata Beigbeder, mengutip gambar-gambar mengerikan yang diambil selama akhir pekan, termasuk tubuh anak-anak keluarga al-Najjar yang terbakar dan terpotong-potong, yang ditemukan dari bawah reruntuhan rumah mereka di Khan Yunis. Dari sepuluh saudara kandung yang berusia di bawah 12 tahun, hanya satu yang selamat dengan luka serius.

“Ini adalah kekejaman yang tak terbayangkan,” kata Beigbeder, seraya menambahkan bahwa satu gambar menunjukkan seorang anak kecil hancur berkeping-keping, terperangkap di dalam sekolah yang terbakar di Kota Gaza setelah serangan udara yang menewaskan sedikitnya 31 orang termasuk 18 anak-anak.

Ia menekankan bahwa anak-anak Gaza “tidak boleh hanya menjadi statistik,” namun nama mereka terus ditambahkan ke dalam daftar pelanggaran berat yang terus bertambah, yang meliputi pembunuhan dan mutilasi langsung, penolakan bantuan kemanusiaan, kelaparan, pemindahan paksa, dan penghancuran infrastruktur penting seperti rumah sakit, sekolah, rumah, dan sistem sanitasi.

Baca Juga: 41% Pasien Gagal Ginjal di Gaza Meninggal Akibat Layanan Medis Lumpuh

Menurut UNICEF, sejak runtuhnya gencatan senjata pada 18 Maret, sedikitnya 1.309 anak telah tewas dan 3.738 lainnya terluka dalam serangan Israel yang terus berlanjut.

Meskipun ada seruan internasional berulang kali untuk gencatan senjata dan perlindungan warga sipil, Israel yang didukung tanpa syarat oleh Amerika Serikat melanjutkan kampanye militernya terhadap Gaza.

Genosida tersebut telah menyebabkan lebih dari 178.000 warga Palestina tewas atau terluka, dengan lebih dari 11.000 orang masih hilang, banyak yang diyakini terkubur di bawah reruntuhan, sementara seluruh lingkungan telah diratakan, dan mayoritas dari 2,3 juta penduduk Gaza telah dipindahkan secara paksa. []

 

Baca Juga: Al-Qassam Sergap Unit Pasukan Israel di Gaza dan Hancurkan Buldoser

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda