Athena, 23 Rabi’ul Akhir 1437/2 Februari 2016 (MINA) – Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan, jumlah pencari suaka yang memasuki Yunani menuju negara makmur di Eropa mencapai 62.000 pada Januari.
“Ini banyak, berkali-kali lipat dari apa yang kita lihat tahun lalu di Januari sebelumnya,” kata Juru Bicara IOM Joel Millman, Selasa (2/2).
Dia juga mengatakan ada lebih dari 360 kematian di antara para pengungsi saat memasuki perairan Yunani, Turki dan Italia selama sebulan.
Sebelumnya, organisasi antar pemerintah telah memperingatkan tentang terjadi peningkatan tajam dalam jumlah kematian pengungsi di Laut Mediterania. Organisasi itu mengatakan, perdagangan manusia menjadi lebih kejam, karena para pengungsi dinaikkan ke perahu yang lebih kecil dengan penuh sesak. Demikian Press TV melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Mahkamah Agung: TikTok Dilarang di AS Mulai 19 Januari
Menurut lembaga kepolisian Uni Eropa Europol, ada sekitar 10.000 anak-anak pengungsi yang hilang dan belum ditemukan selama 18-24 bulan terakhir, dikhawatirkan mereka jatuh ke lingkaran perdagangan seks dan budak.
Ribuan pengungsi dan pencari suaka terus melakukan perjalanan berbahaya menyeberangi laut dari Turki ke Yunani untuk mencari suaka di Eropa Utara.
Lebih dari satu juta pengungsi tiba di Eropa tahun lalu. Sebagian besar dari mereka melarikan diri dari perang dan penganiayaan di tanah airnya, terutama di Timur Tengah.
Kepala Staf Europol, Brian Donald mengatakan kepada surat kabar Inggris, ribuan anak pengungsi di bawah umur telah menghilang setelah mendaftar dengan otoritas negara.
Baca Juga: Kebakaran Kembali Landa AS, Kali Ini Akibat Ledakan Pabrik Baterai di California
Krisis pengungsi kali ini adalah yang terburuk sejak Perang Dunia II. (T/P002/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)