Ledia Hanifa: Penyaring Konten Negatif Perlu Menyasar Pula Ranah Game

Ledia Hanifa Amaliah. (Foto: MINA)

Jakarta, MINA – Heboh beredarnya game “pukul guru” yang mencuat seiring peristiwa tewasnya guru pasca dianiaya muridnya sendiri memunculkan keprihatinan mendalam dari anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa Amaliah.

Menurutnya, belum usai duka kita karena dunia pendidikan dicederai peristiwa tewasnya guru dianiaya siswa, game “pukul guru” yang beredar di dunia maya ini seolah menjadi tamparan keras bagi pemerintah secara khusus dan masyarakat secara umum.

“Sepertinya kita tengah kecolongan karena ada ajakan terang-terangan pada siswa di negeri ini untuk semakin melecehkan dunia pendidikan,” ungkap Ledia dengan nada resah, sebagaimana keterangan pers yang diterima MINA, Selasa (6/2).

Aleg FPKS ini mengingatkan ancaman kekerasan pada anak tidak hanya berasal dari dunia nyata tapi juga dunia maya dengan bentuk sangat beragam.

“Bukan hanya kejahatan penipuan, penculikan, pelecehan seksual, ajakan untuk melakukan perilaku negatif bahkan menyimpang bisa datang dari konten-konten di internet baik yang dikemas dalam bentuk postingan tertulis, komik, gambar, video, lagu, hingga game,” ujarnya.

Ledia mengatakan, dari sekian ragam konten internet ini tak sedikit yang mencontohkan anak untuk bersikap hedonis, mudah berlaku kasar, berkata kotor, berkata dan berlaku vulgar hingga ajakan terang-terangan pada pornografi, perjudian, LGBT, narkoba dan miras serta kekerasan.
Sayangnya, lanjut dia, kadang orangtua dan tenaga pendidik luput dalam menyaring konten negatif ini.

“Melarang anak mengakses internet di masa sekarang sepertinya bukan pilihan bijak. Orangtua dan tenaga pendidik mungkin hanya bisa memberi batasan dan pemahaman pada anak soal apa muatan positif dan negatif dari konten internet. Tetapi kalau pemerintah tentu punya kemampuan untuk bersikap proaktif dengan menyaring konten negatif ini dalam rangka melindungi perlindungan anak,” imbuhnya.

Karena itulah maka aleg asal dapil Kota Bandung dan Cimahi kemudian mendorong pemerintah agar bertindak lebih aktif dalam melindungi anak dari konten negatif di dunia maya termasuk yang berbentuk game.

“Kominfo kan sudah memiliki alat penyaring konten negatif, disebutkan bisa menyaring konten terkait pornografi, terorisme, juga kejahatan perbankan. Maka, menyaring konten negatif dari video, komik hingga game yang bisa mengajarkan anak bersikap dan berperilaku buruk seperti game “pukul guru” itu tentu mudah saja kan,” ungkap Ledia. (R/R01/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)