Maseru, Lesotho, 24 Rabi’ul Akhir 1437/3 Februari 2016 (MINA) – Pemerintah Lesotho, salah satu negara di kawasan Afrika bagian Selatan, mengumumkan keadaan darurat nasional kekeringan yang terus melanda petani.
Program Pangan Dunia WFP (The World Food Programme) mengatakan, ratusan ribu orang di negara itu akan membutuhkan bantuan pangan pada tahun mendatang.
Mapuleng Khalala, seorang petani di distrik Leribe terpaksa pulang dengan membungkus tas jagung yang kosong karena gagalnya hasil panen.
“Sangat sulit hidup dalam situasi ini, karena saya tinggal di daerah pertanian. Jadi, saya tidak tahu apa yang akan saya makan bersama anak-anak saya,” katanya kepada Al Jazeera, Selasa (2/2) waktu setempat.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
WFP menyebutkan, kekeringan melanda 80 persen penduduk pedesaan Lesotho.
Pemerintah telah berjanji akan segera mengucurkan dana bantuan kekeringan sebesar 10 juta dollar AS (sekitar Rp138 miliar), sepertiga dari jumlah yang diperlukan.
Kebanyakan orang di daerah pedesaan bergantung pada pertanian. Sementara kekurangan air minum yang parah memperburuk kondisi warga.
Kini, setengah dari penduduk negara itu bertahan dengan penghasilan kurang dari 1 dolar AS per hari.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
“Skenario terburuk, jika kita tidak bereaksi sekarang, kita akan melihat orang-orang tanpa aset mereka, sapi mereka, domba mereka,” kata Mary Njoroge, pejabat WFP.
“Mereka menjual harta apa pun yang mereka miliki. Ini berarti mereka akan jatuh ke dalam kemiskinan yang lebih dalam yang akan membuat lebih sulit,” katanya.
Terlebih ketika mendekati musim dingin, masyarakat Lesotho semakin dilanda kekhawatiran. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa