Tripoli, MINA – Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Libya yang diakui Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada Senin (17/12), mengecam pernyataan yang dikeluarkan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi tentang kedaulatan pemeritah itu.
Pada Kamis lalu, al-Sisi menuduh Pemerintah GNA “tidak bebas berkehendak” dan dianggap “disandera oleh milisi teroris.”
Pihak GNA mengungkapkan, memahami hak Mesir untuk menjaga keamanan nasionalnya, namun juga tidak sudi menerima ancaman apapun yang akan merusak kedaulatan nasional Libya, Anadolu melaporkan.
Pernyataan dari pihak GNA menekankan pada legitimasinya dalam memenuhi tugas dan mereka memiliki kebebasan untuk mengambil suatu keputusan.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
GNA juga mengemukakan bahwa semua orang tahu operasi yang mereka gelar untuk melawan organisasi teroris Daesh di wilayah Sirte efektif membersihkan para teroris dalam waktu singkat.
Pemerintah Libya berharap Mesir dapat memainkan peran mendasar demi mendapatkan kepercayaan semua orang, daripada mendukung fihak bersenjata ilegal diarahkan oleh penjahat perang (Khalifa Haftar) yang menyerang Ibu kota Tripoli.
GNA mendesak Mesir untuk meninjau kembali posisi mereka mengenai krisis Libya dan mendukung stabilitas dan perdamaian sipil di Libya, ketimbang mendukung pasukan yang setia kepada Khalifa Haftar di Libya Timur.
Libya dilanda gejolak sejak tahun 2011, ketika pemberontakan yang didukung NATO menyebabkan lengsernya mendiang Presiden Muammar Khadaffi yang telah menjabat lebih dari empat dekade. (T/R03/P1)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Mina Indonesia
Mina Arabic
Mina Sport
Mina Preneur