Rabat, Maroko, 16 Jumadil Awwal 1436/7 Maret 2015 (MINA) – Perwakilan dua pemerintah saingan di Libya berupaya untuk mencapai kesepakatan damai dalam pembicaraan yang didukung PBB di Maroko.
Sumber mengatakan kepada Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), pembicaraan di Rabat untuk hari kedua, Jumat (6/3), digambarkan sebagai salah satu peluang terakhir untuk menghentikan Libya dari kehancuran perang saudara.
Legislator Libya terbagi antara pemerintah dukungan PBB yang diakui di Tobruk dan Kongres Nasional Umum (GNC) dari kalangan milisi di Tripoli.
Gejolak politik telah memicu kelompok milisi pejuang lain tampil dalam konflik sebagai kekuatan ketiga dan mengklaim hubungan dengan kelompok Islamic State atau ISIS yang menguasai kota Sirte dan Darna.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Setelah hari kedua diskusi di Rabat, Saleh Al-Makhzoum dari GNC Tripoli, mengatakan ada kemajuan dicapai.
“Ada tanda-tanda kesepakatan. Kami sekarang telah pindah ke fase baru dan bersama PBB kami mulai berbicara tentang jaminan, setelah ada kesepakatan, kami akan memiliki pemerintah yang mandatnya jelas,” katanya.
Sumber di Rabat mengatakan kepada Al Jazeera, kedua pihak bersaingan membuat kemajuan pada dua isu utama, yaitu pengaturan keamanan dan pembentukan pemerintah persatuan nasional.
Jika langkah-langkah disepakati, perwakilan diharapkan kembali ke Rabat pekan depan untuk penandatanganan akhir. (T/P001/R11)
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)