Tripoli, MINA – Pemerintah Libya yang diakui PBB dan berpusat di Tripoli telah mencapai kesepakatan awal gencatan senjata dengan kelompok bersenjata yang kuat untuk mengakhiri ketegangan selama berbulan-bulan, kata seorang penasihat pemerintah dan media lokal, Sabtu (13/9).
Negosiasi antara pemerintah Libya dan Pasukan Radaa difasilitasi oleh Turkiye, menurut sumber yang sama. Laporan Arab News.
Ziyad Deghem, penasihat kepala badan transisi Dewan Presiden, mengatakan rincian kesepakatan itu “akan diumumkan kepada publik di kemudian hari.”
Baik Radaa maupun pemerintah sejauh ini belum memberikan komentar resmi.
Baca Juga: PM Anwar Ibrahim: Serangan Israel Tidak Dapat Ditolelir
Negara Afrika Utara itu dilanda perpecahan dan ketidakstabilan setelah bertahun-tahun kerusuhan menyusul pemberontakan yang didukung NATO yang menggulingkan pemimpin lama Muammar Qaddafi pada tahun 2011.
Negara itu masih terbagi antara pemerintah yang diakui PBB di barat dan saingannya di timur, yang didukung oleh komandan militer Khalifa Haftar.
Menurut sumber dalam kelompok tersebut, yang dikutip oleh Al-Ahrah, kedua pihak sepakat untuk membentuk “pasukan yang netral dan terpadu yang mengelola dan mengamankan empat bandara” di wilayah barat, termasuk Mitiga.
Bandara tersebut, yang dikuasai Radaa sejak 2011, merupakan satu-satunya bandara yang melayani ibu kota Libya dengan penerbangan komersial.
Baca Juga: Menlu Saudi Tiba di Doha Bahas Serangan Israel
Berbicara di saluran tersebut, Deghem berterima kasih kepada Turkiye “atas upaya luar biasa” dan misi PBB di Libya (UNSMIL) atas mediasinya yang “penting dan menentukan”. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menembus Ketatnya Uji Konstruksi, Masjid As-Sholihin Yokohama Siap Berdiri