Makassar, MINA – Pimpinan Wilayah Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (PW LIDMI) Sulawesi Selatan mengadakan Diskusi Kepemimpinan bertema “Peradaban Bangsa Melalui Instrumen Kepemimpinan Beradab” di Makassar.
Hadir sebagai pemateri Ustaz Dr. Syamsuddin Arif Dosen Universitas Darussalam Gontor dan Pendiri INSISTS.
Ketua PW LIDMI Sulsel, Muhammad Ikram mengatakan, untuk mewujudkan peradaban berbangsa dan kepemimpinan yang beradab, tentu tidak semudah, perlu waktu dan proses yang panjang.
“Salah satu langkah yang wajib dilakukan sebagai aktivis dan generasi muda adalah memulai dari diri sendiri, yaitu dengan menginternalisasikan nilai-nilai adab kedalam diri kita, agar cita-cita bisa kita wujudkan,” kata Ikram dalam keterangan tertulis, Sabtu (24/12).
Baca Juga: Kota Semarang Raih Juara I Anugerah Bangga Berwisata Tingkat Nasional
Sementara Ustaz Syamsuddin Arif menjelaskan, masalah utama yang dihadapi umat saat ini adalah, kehilangan (lose of) adab, hilangnya adab dalam kehidupan dapat menimbulkan akhlak rusak.
“Masalah utama dihadapi umat Islam adalah hilangnya adab. Banyak orang yang berilmu tetapi tidak beradab, berpendidikan namun biadab. Adab adalah right action, perbuatan, perilaku serta tindakan yang baik dan benar dalam setiap keadaan paduan ilmu dan amal, pengetahuan dan perbuatan, teori dan praksis, pengenalan dan pengakuan,” katanya.
Ia menyebutkan, ungkapan dari Prof. Muhammad Naquib Al Attas bahwa adab adalah untuk melakukan kebaikan melawan tindakan yang keliru, adab adalah apa yang berlaku untuk manusia jika dia harus membebaskan dirinya, dengan sukses dan baik dalam kehidupan akhirat.
Sedangkan makna adab, Ia menyampaikan, pertama adalah Literature (kesusaseraan atau humaniora), kedua adalah Literacy (pengetahuan dan keterampilan), ketiga adalah Discipline (kedisiplinan dan kepatuhan), dan keempat adalah Etika (perilaku, tata krama, aturan, kode etik yang baik atau benar).
Baca Juga: Banjir Rob Jakarta Utara Sebabkan 19 Perjalanan KRL Jakarta Kota-Priok Dibatalkan
Menurutnya, tercapainya makna adab dalam diri seseorang akan melahirkan akal yang sehat, sehingga dapat menerangi seluruh kehidupan dan menuntun dalam kebaikan. Namun hal tersebut tidak tercapai maka akan lahir kebiadaban.
“Akal yang sehat dapat menerangi aktifitas kehidupan setiap manusia menuju pada perbuatan baik dan benar, menghalangi terwujudnya akal uang sehat,” tegasnya. (R/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Banjir Rob Rendam Sejumlah Wilayah di Pesisir Jakarta Utara