Bangladesh, MINA – Sedikitnya lima anak telah tenggelam setelah sebuah kapal yang membawa pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan di Myanmar pada Rabu, kata penjaga perbatasan Bangladesh.
Pihak berwenang menurut Associated Press, mengatakan, kapal tersebut tenggelam di mulut sungai Naf, yang memisahkan Bangladesh dari negara bagian Rakhine yang dilanda kekerasan Myanmar, menimbulkan kekhawatiran bahwa ada lebih banyak korban.
Sejauh ini, mayat lima anak laki-laki dan perempuan telah ditemukan di lokasi yang berbeda,” kata petugas Perbatasan Bangladesh, Aloysius Sangma kepada Agostini sambil menambahkan bahwa tiga sampai empat kapal telah tenggelam.
Pekan lalu, penjaga perbatasan Bangladesh menemukan dua lusin mayat dari pantai karena meningkatnya kekerasan di Rakhine pada 25 Agustus meluaskan upaya untuk melintasi perbatasan.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Pihak berwenang di Myanmar mengatakan, hampir 100 orang telah terbunuh dalam kekerasan tersebut, namun pendukung Rohingya mengatakan kepada Al Jazeera yang dikutip Miraj News Agency (MINA) bahwa setidaknya 800 minoritas Muslim, termasuk puluhan wanita dan anak-anak, tewas.
Al Jazeera tidak dapat memverifikasi sendiri angka tersebut secara independen.
Menurut perkiraan PBB, lebih dari 146.000 pengungsi telah melintasi perbatasan ke Bangladesh, dan UNICEF, badan anak-anak PBB, mengatakan 80 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Namun, penasihat keamanan nasional membantah klaim tersebut, dengan mengatakan bahwa jumlah orang yang melintasi perbatasan “mendekati 20.000 dari ratusan ribu”.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Hari Selasa, kantor berita Reuters melaporkan, ratusan orang Rohingya yang kelelahan tiba di dekat desa perbatasan Shamlapur di Bangladesh dengan kapal.
Pendatang baru – banyak dari mereka sakit atau terluka – telah menyerap sumber dana dari lembaga bantuan dan masyarakat yang telah membantu ratusan ribu pengungsi dari kejang-kejatan sebelumnya.
Seorang sumber PBB yang bekerja di distrik Cox’s Bazar di Bangladesh mengatakan, banyak dari mereka yang tiba tidak memiliki tempat berlindung, dan agen bantuan berlomba untuk menyediakan air bersih dan sanitasi. (T/R13/RS1)bangladesh-170906061707245.html">
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
Miraj News Agency (MINA)