Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lima Hal tentang Gaza Utara, Pengepungan Israel dalam Blokade

Rudi Hendrik Editor : Bahron Ans. - 15 detik yang lalu

15 detik yang lalu

0 Views

Warga Palestina berjalan di dekat tumpukan puing pada hari hujan di Jabalia, Gaza Utara, pada 1 September 2024. (Foto: Mahmoud İssa/Anadolu Agency)

Lebih dari 2.000 warga sipil tewas di Gaza utara di tengah operasi genosida dan pembersihan etnis oleh pasukan Israel, yang kini telah berlangsung selama 39 hari, kata kantor media pemerintah Gaza.

Ismail al-Thawabta, direktur kantor itu, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa serangan itu secara tidak proporsional telah memengaruhi perempuan, anak-anak, dan orang tua.

Al-Thawabta meminta masyarakat internasional untuk segera campur tangan, mengutuk tindakan Israel sebagai kampanye pemusnahan massal terhadap warga Palestina di Gaza, khususnya di utara.

Ia menyalahkan AS, Inggris, dan negara-negara Eropa atas krisis kemanusiaan itu, menuduh mereka terlibat dalam kebijakan “kelaparan dan pembunuhan massal”.

Baca Juga: Pengadilan Israel Tolak Penundaan Sidang Kasus Korupsi Netanyahu

Zona aman tidaklah aman

Al-Thawabta juga menuduh Israel menyesatkan masyarakat global dengan “peta palsu” yang menunjukkan perluasan “zona aman” bagi warga sipil di Gaza.

Ia mengatakan bahwa meskipun zona-zona ini ditandai sebagai “aman,” tapi zona itu sering dibombardir.

“Militer Israel mendistribusikan peta dengan area berwarna kuning yang diberi label sebagai wilayah kemanusiaan dan aman, hanya untuk menargetkan area-area ini dengan bom dan rudal, yang mengakibatkan korban sipil, termasuk wanita, anak-anak, dan orang tua,” katanya.

Baca Juga: PBB: Seluruh Generasi di Gaza akan Kehilangan Pendidikan Jika UNRWA Kolaps

Ia mengutip beberapa area, termasuk area Al Mawasi di sebelah barat Khan Younis dan Deir al-Balah, tempat genosida terhadap warga sipil terjadi meskipun Israel mengeklaim keamanannya.

Pada Senin (11/11), Ghassan Alian, koordinator kegiatan pemerintah Kementerian Pertahanan Israel di wilayah Palestina, membagikan peta di platform media sosial X yang mengeklaim zona aman diperluas di Al Mawasi.

Namun, pejabat Gaza mengatakan, pasukan Israel terus menyerang di dalam zona itu, yang terbaru menargetkan tempat penampungan di dekat tenda-tenda pengungsi di Khan Younis, menewaskan 11 orang.

Israel memblokir bantuan dan pasokan kemanusiaan

Baca Juga: Israel Tak Penuhi Permintaan AS untuk Beri Akses Bantuan Kemanusiaan di Gaza

Al-Thawabta mengecam Israel karena menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan penting ke Gaza, dengan menyatakan bahwa makanan dan obat-obatan tidak diizinkan masuk.

Penutupan perlintasan Rafah, rute bantuan penting dengan Mesir, selama 190 hari terakhir telah menyebabkan kekurangan pasokan penting yang parah, katanya.

Ia memperkirakan sekitar 600.000 ton bantuan dan pasokan makanan masih tertahan di sisi Rafah milik Mesir, sementara Israel menolak mengizinkan masuk.

Risiko kelaparan

Baca Juga: PBB Desak Buka Koridor Kemanusiaan Agar Bantuan Masuk Gaza

Badan-badan internasional dan PBB baru-baru ini memperingatkan bahwa Gaza utara berada di ambang kelaparan.

Menurut organisasi-organisasi bantuan, kekurangan makanan, air bersih, dan pasokan medis yang parah telah membuat kelangsungan hidup semakin mengerikan bagi penduduk di utara.

Dalam beberapa pekan terakhir, krisis serupa telah menyebar ke selatan karena bahan makanan pokok, terutama tepung, telah habis di pasar-pasar dan rumah-rumah di Gaza tengah dan selatan.

Dalam banyak kasus, keluarga terpaksa menggunakan tepung yang rusak untuk memberi makan anak-anaknya serta pengganti lainnya yang juga tidak aman, sehingga meningkatkan masalah kesehatan di kalangan populasi yang memang sudah rentan.

Baca Juga: Sandera Israel Alexander Turbanov Kecam Keputusan Netanyahu Tolak Gencatan Senjata

Di jalanan akan tewas

Menurut para saksi, saat ambulans berjuang untuk menjangkau korban luka di Gaza Utara, beberapa orang mencoba berjalan kaki ke rumah sakit terdekat, tetapi malah menjadi sasaran di jalanan.

Para saksi juga melaporkan bahwa puluhan orang, baik yang tewas maupun terluka, tetap tidak dapat dijangkau karena risiko menjadi sasaran pesawat nirawak dan pesawat tempur Israel, yang akan menyerang benda bergerak apa pun di jalanan.

Warga Palestina yang mengungsi terpaksa menggunakan sepeda dan kereta keledai setelah menerima perintah evakuasi militer Israel, meskipun evakuasi itu tidak memberikan jaminan keselamatan, karena banyak yang tewas selama proses tersebut. Para saksi menyatakan bahwa mayat-mayat ditinggalkan di jalanan.

Baca Juga: 56 Tentara Israel Tewas, Ratusan Lainnya Luka Akibat Tembakan Teman Sendiri

Perintah evakuasi Israel memenuhi definisi pembersihan etnis

Human Rights Watch (HRW) mengatakan dalam sebuah laporan yang dirilis pada Kamis, 14 Noverber 202, perintah evakuasi berulang Israel di Gaza merupakan “kejahatan perang pemindahan paksa”, dan “pembersihan etnis” di beberapa bagian wilayah Palestina.

“Human Rights Watch telah mengumpulkan bukti bahwa pejabat Israel… melakukan kejahatan perang pemindahan paksa,” kata laporan HRW.

Lembaga HAM itu menambahkan bahwa “tindakan Israel tampaknya juga memenuhi definisi pembersihan etnis” di wilayah tempat warga Palestina tidak akan dapat kembali.

Baca Juga: Menlu Israel Sebut Pembentukan Negara Palestina Tidak Realistis  

Gaza Utara telah berada di bawah blokade militer penuh sejak invasi darat Israel dimulai pada tanggal 27 Oktober 2023, memperparah kelangkaan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar yang telah ada sebelumnya yang telah menyebabkan penderitaan yang meluas, terutama di kalangan anak-anak dan orang tua.

Israel telah melanjutkan serangan yang menghancurkan di Gaza sejak serangan oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas pada bulan Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Hampir 43.700 orang telah syahid di Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 103.000 orang terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang mematikannya di Gaza. []

Baca Juga: Empat Tentara Zionis Israel Tewas di Gaza Utara

Sumber: TRT World

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Menhan Israel Persiapkan Aneksasi Tepi Barat

Rekomendasi untuk Anda