Tunis, MINA – Indonesia resmi memastikan partisipasinya dalam misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla dengan mengerahkan lima kapal yang masing-masing diberi nama tokoh pahlawan nasional, yakni Soekarno, Sultan Hasanuddin, Pangeran Diponegoro, Pati Unus, dan Malahayati.
Penamaan kapal tersebut dimaksudkan sebagai simbol semangat nasionalisme sekaligus solidaritas Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina, khususnya warga Gaza yang hingga kini masih hidup di bawah blokade Israel.
Dalam konferensi pers di Tunis, Kamis (4/9), penyelenggara Kapal-kapal yang membawa relawan dan aktivis Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) dalam misi menembus blokade Gaza, menyampaikan bahwa keberangkatan flotilla yang semula dijadwalkan hari ini harus ditunda akibat kendala teknis di pihak Spanyol.
Keberangkatan resmi dijadwalkan ulang pada Ahad, 7 September 2025. “Meski ada penundaan, seluruh persiapan di Tunis berjalan lancar,” kata Koordinator IGPC Muhammad Husein.
Baca Juga: BNPB: Karhutla Masih Mendominasi Bencana Awal September di Indonesia
Penyelenggara flotilla juga meminta Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengeluarkan surat resmi kepada para duta besar RI di negara-negara sekitar Laut Mediterania.
Langkah tesrebut dinilai penting untuk memastikan perwakilan diplomatik Indonesia dapat memantau langsung jalannya misi sekaligus memberikan bantuan apabila terjadi insiden yang melibatkan warga negara Indonesia.
Selain dukungan diplomatik, panitia menekankan pentingnya peran serta masyarakat Indonesia dalam menyuarakan solidaritas. Kampanye publik disebut memiliki kekuatan moral dan politik yang mampu memperkuat posisi misi kemanusiaan di mata dunia.
“Solidaritas publik Indonesia akan menjadi energi besar yang mendorong keberhasilan aksi kemanusiaan Global Sumud Flotilla,” ujar Husein.
Baca Juga: Gempa Bumi Afghanistan, MER-C Siap Kirim Tim Medis
Global Sumud Flotilla digadang sebagai misi kemanusiaan laut terbesar dalam sejarah upaya internasional menembus blokade Gaza. Armada yang terdiri dari puluhan kapal berbagai negara itu membawa relawan dan bantuan kemanusiaan, dengan tujuan membuka akses bagi warga sipil Palestina yang selama bertahun-tahun terisolasi.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ribuan Buruh Jabodetabek Gelar Aksi Tuntut Kenaikan Upah dan Cabut Omnibus Law