Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lima Kelemahan Manusia di Dalam Al-Quran

Arif Ramdan Editor : Bahron Ansori - 28 detik yang lalu

28 detik yang lalu

1 Views

ilustrasi. (pexels/oznur taskan)

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT dan diwajibkan untuk beribadah kepada-Nya. Manusia memiliki kombinasi unik antara fisik dan spiritual. Allah menciptakan manusia dengan tubuh yang kompleks dan juga meniupkan roh-Nya ke dalam diri manusia, memberikan kemampuan untuk berpikir, merasa, dan beribadah

Dalam Al-Quran, Allah berfirman, “Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (Q.S adz-Dzaariyaat ayat 56).

Selain sebagai hamba Allah, manusia juga diamanahkan sebagai Khalifah di bumi, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Quran:

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.’ Mereka berkata, ‘Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu?’ Dia berfirman, ‘Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’” (Q.S. al-Baqarah [2]: 30).

Baca Juga: Sejarah Nama Batik, Antara Abjad Arab Ba dan Titik

Kesempurnaan manusia mencerminkan tanggung jawab mereka sebagai khalifah di dunia ini. Al-Quran juga menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah. Namun, setiap individu pasti memiliki kekurangan dan kelemahan, karena Allah tidak membebani hamba-Nya di luar batas kemampuan mereka.

“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (Q.S An-Nisa ayat 28).

Berikut adalah beberapa kelemahan yang dimiliki manusia:

Pertama, manusia cenderung membantah. Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Alquran ini berbagai perumpamaan. Dan manusia adalah (makhluk) yang paling banyak membantah.” (Q.S al-Kahfi ayat 54).

Baca Juga: Marissa Haque, Artis Berhijab, Penulis Buku dan Peduli Palestina

Imam Ahmad meriwayatkan bahwa ‘Ali bin Abi Thalib menceritakan ketika Rasulullah mengetuk pintu rumahnya dan menanyakan apakah mereka shalat, ‘Ali menjawab bahwa segalanya tergantung pada kehendak Allah. Rasulullah kemudian mengingatkan tentang sifat manusia yang sering membantah.

Kedua, manusia sering kali zalim dan bodoh. Amanat yang diberikan kepada manusia berupa perintah dan larangan dari Allah, tetapi tidak semua orang dapat memikulnya dengan baik. Dalam Al-Quran disebutkan bahwa manusia itu amat zalim dan bodoh.

“Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikulnya. Manusia lah yang mengambil amanat itu, padahal sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan bodoh.” (Q.S Al Ahzab ayat 72).

Ketiga, manusia cenderung melampaui batas. “Ketika manusia tertimpa bahaya, dia berdoa kepada Kami dengan berbagai cara, tetapi setelah bahaya itu hilang, ia kembali ke jalannya yang sesat, seolah-olah tidak pernah berdoa.” (Q.S. Yunus Ayat 12).

Baca Juga: Enam Keutamaan Umrah ke Baitullah

“Dan janganlah kalian melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang melampaui batas.” (Q.S Al Maidah Ayat 87).

Keempat, manusia bersifat keluh kesah dan kikir. “Sesungguhnya manusia itu diciptakan bertabiat keluh kesah lagi kikir. Apabila dia mengalami kesusahan, dia berkeluh kesah, dan ketika mendapatkan kebaikan, dia sangat kikir.” (Q.S. Al-Ma’arij Ayat 19 – 21).

Kelima, manusia bersifat tergesa-gesa. “Dan manusia itu berdoa untuk kejahatan sebagaimana dia berdoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia itu cenderung tergesa-gesa.” (QS al-Isra Ayat 11).

Semoga Allah Ta’ala membantu kita untuk mengatasi kelemahan-kelemahan ini. []

Baca Juga: Polemik Nasab Ba’alawi di Media Sosial dan Dampaknya kepada Umat

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Mengambil Ibrah dari Kisah Nabi Nuh ‘Alaihissalam (Bagian IV)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Ilustrasi sedekah.(Sumber: Is)
MINA Preneur
Tausiyah
Tausiyah
Tausiyah