Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lima Kuburan Massal Rohingya Ditemukan

Fauziah Al Hakim - Kamis, 1 Februari 2018 - 23:27 WIB

Kamis, 1 Februari 2018 - 23:27 WIB

96 Views ㅤ

Naypyidaw, MINA – Telah ditemukan lima kuburan massal yang diperkirakan mengubur 400  penduduk sebah desa Rohingya di Myanmar.

Mereka dibantai oleh tentara Myanmar pada 27 Agustus 2017 dan dimakamkan di lima kuburan massal, demikian hasil investigasi yang dilakukan sebuah media multinasional.

Laporan Al-Jazeera yang dikutip MINA pada Kamis (1/2), mengungkap, bukti kuburan massal itu juga mengacu pada kesaksian dari 24 korban selamat dan kerabat korban, serta rekaman ponsel yang diberi cap waktu setelah serangan itu.

Diperkirakan 400 anggota minoritas yang teraniaya dibunuh oleh tentara  Myanmar.

Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan

Seorang korban selamat bernama Noor Kadir, memukan enam temannya dikubur di dua kuburan massal terpisah.

“Mayat korban hanya dapat dikenali melalui warna celana pendek mereka,” ujar Kadir.

Pembunuhan massal tersebut diyakini terjadi pada 27 Agustus 2017 dan korban selamat mengatakan kepada wartawan AP, tentara telah mencoba menutupi bukti kekejaman tersebut.

Video yang didapat oleh agensi tersebut mengindikasikan usaha tentara menggunakan zat asam untuk mengubah bentuk mayat.

Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina

Mayat di dalam kuburan dangkal itu naik ke permukaan setelah hujan deras dan korban selamat dapat memfilmkannya sebagai bukti.

Phil Robertson dari Human Rights mengatakan, laporan tersebut dapat menjadi bahan bagi masyarakat internasional untuk menuntut pertanggungjawaban dari Myanmar dan menggarisbawahi perlunya embargo senjata yang dipimpin oleh PBB ke negara tersebut.

“Laporan AP bahwa tentara membawa masuk ke dalam wadah asam Gu Dyar Pin untuk mengubah bentuk tubuh dan membuat identifikasi lebih sulit sangat memberatkan karena menunjukkan tingkat pra-perencanaan dari kekejaman ini,” kata Robertson.

“Ini saatnya Uni Eropa dan AS untuk serius mengidentifikasi dan meratakan sanksi yang ditargetkan terhadap komandan militer dan tentara Burma yang bertanggung jawab atas kejahatan ini,” tegasnya. (T/R05/P1)

Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Asia
Internasional
Asia
Dunia Islam
Asia
Dunia Islam