Gaza, 20 Syawwal 1438/14 Juli 2017 (MINA) – Perusahaan Distribusi Listrik di Gaza, Kamis (13/7) mengatakan, prosentasi kekurangan listrik di Gaza mencapai 85%, sejak dilakjukannya pengurangan pasokan BBM dari Mesir dan berhentinya salah satu pembangkit listrik sehingga mati total.
Dalam keterangannya, perusahaan ini menyebutkan, kebutuhan listrik Gaza perharinya mencapai 600 megawatt. Sementara kemampuan listrik Gaza hari ini hanya 70 megawall saja. Otomatis harus ada pengurangan aliran listrik di semua wilayahnya, demikian Palinfo melaporkan yang dikutip MINA, Kamis (14/7).
Perusahaan menyebutkan, pasokan listrik mengalami krisis sejak pengurangan jalur Israel dari 120 megawatt menjadi 70 megawatt saja. Oleh karena itu, penerangan listrik hanya bagi wilayah-wilayah yang sangat membutuhkan saja yang mulai dilaksanakan sejak awal Juli saja, dengan kemampuan dua jam perhari bagi semua wilayah distribusi.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Perusahaan itu memperingatkan, keputusan tersebut sangat bahaya karena akan menyangkut sisi-sisi kemanusiaan, kehidupan, lingkungan dan lain sebagainya dan tentu sangat berpengaruh kepada semua sektor, seperti perairan, kesehatan, rumah sakit, medis dan pelayanan kemanusiaan yang sangat mendasar.
Dalam kaitan ini, perusahaan meminta pihak-pihak nasionalis maupun politisi di berbagai partai dan wadahnya untuk melakukan tanggungjawabnya dalam masalah ini, secepat dan sebisa mungkin. Misalnya dengan mengembalikan pasokan normal listrik Gaza, di samping menghilangkan sejumlah kendala demi tersalurkannya BBM Mesir ke Gaza.
Perusahaan juga menghimbau semua lembaga dan yayasan internasional bidang HAM untuk juga mendesak masyarakat internasional terutama PBB melakukan tanggungjawabnya dalam hal ini. (T/R06/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon