Bogota, Kolombia, MINA – Pemadaman listrik kembali terjadi di Venezuela pada Selasa, hingga memaksa negara Amerika Selatan itu menutup sekolah dan kantor pemerintahan dan swasta selama 24 jam, Rabu (27/3).
Wakil Presiden Jorge Rodriguez mengumumkan bahwa semua pelayanan publik dan kegiatan belajar mengajar dihentikan karena pemadaman listrik di sebagian besar area ibu kota, Caracas, termasuk 15 provinsi lainnya termasuk Aragua, Anzoategui, Miranda, Falcon, Merida, Tachira, Sucre, dan Carabobo, seperti dikutip dari AA.
Rodriguez mengatakan pemerintah berupaya menyelesaikan masalah itu sesegera mungkin.
Listrik di Venezuela diputus pada Senin pukul 01.00 waktu setempat (0500GMT) dan menurut Rodriguez, gangguan itu disebabkan oleh sabotase.
Baca Juga: Ribuan Warga Maroko Protes Kapal Pembawa Suku Cadang Jet Tempur Israel
Pemimpin Majelis Nasional Juan Guaido mengklaim pemadaman itu disebabkan oleh kebakaran jaringan listrik tegangan tinggi, sementara pemerintah tidak mampu menyediakan listrik.
Pada 7 Maret, insiden serupa terjadi di Venezuela, di mana 21 dari 23 negara bagian gelap gulita.
Presiden Nicolas Maduro menyebut pemadaman tersebut sebagai “sabotase” di tengah krisis politik di negara itu.
Venezuela telah diguncang gelombang protes sejak 10 Januari, ketika Maduro dilantik untuk masa jabatan kedua.
Baca Juga: Perang Dua Tahun, Pelanggaran terhadap Anak di Sudan Naik 1.000 Persen
Ketegangan pun meningkat setelah Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara pada 23 Januari, yang kemudian didukung oleh Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa dan Amerika Latin.
Sementara itu, Turki, Rusia, China, Iran, Bolivia, dan Meksiko menyatakan dukungan ke Maduro.(T/RS3/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lebih dari 300 Orang Tewas Imbas Serangan di Kamp Pengungsi Sudan