Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Literasi tentang Palestina Muncul dari UIN Jakarta

Ali Farkhan Tsani Editor : Widi Kusnadi - 2 jam yang lalu

2 jam yang lalu

5 Views

Seminar dan Bedah Buku bertema “Menggugah Kesadaran Sejarah, Solidaritas, dan Masa Depan Palestina” di Teater Abdul Ghani Lt. 5 FAH Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Ciputat, Tengerang Selatan, Kamis, 5 Desember 2024. (Foto: MINA)

Pembina Utama Lembaga kepalestinaan Aqsa Working Group (AWG) Imaam KH Yakhsyallah Mansur,MA mengatakan peradaban suatu bangsa dimulai dari literasi membaca.

“Membaca itu perintah yang diajarkan Allah, Iqra. Iqra hakikatnya tidak hanya membaca, tapi meneliti, ini yang masih lemah di kalangan umat Islam,” ujar Imaam Yakhsyallah Mansur pada sambutan Seminar dan Bedah Buku bertema “Menggugah Kesadaran Sejarah, Solidaritas, dan Masa Depan Palestina” di Teater Abdul Ghani Lt. 5 FAH Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Ciputat, Tengerang Selatan, Kamis, 5 Desember 2024.

Imaam Yakhsyallah menekankan, peradaban akan dapat dibentuk dan berhasil jika dimulai dengan literasi membaca. Terlebih saat ini, membaca dalam upaya pembebasan Masjidil Aqsa.

Strategi pembebasan Masjidil Aqsa, seperti dalam penelitian guru besar tentang Baitul Maqdis, Prof. Dr. Abd Al-Fattah El-Awaisi ada tiga langkah, dimulai dari langkah pembekalan ilmu pengetahuan, langkah politik kenegaraan dan langkah fisik militer.

Baca Juga: Hari HAM Sedunia: Momentum Perjuangan Palestina

Dia merasa bangga dalam arti bersyukur ketika berkunjung ke Kampus UIN saat akan Seminar dan Bedah Buku, melihat flyer berbunyi,”UIN Membaca”.

Dalam kaitan mengembangkan budaya literasi tentang Masjidil Aqsa, guru besar UIN, Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim pun sampai mengarahkan mahasiwanya untuk meneliti dalam skripsinya tentang isu Palestina dan Masjidil Aqsa. Satu di antaranya adalah Alhim Adawiyah, mahasiswi Jurusan Sejarahd an Peradaban Islam UIN, yang sedang menyusun skripsi “Gerakan Pembelaan Masyarakat Indonesia pada Palestina: Studi Kasus Aqsa Working Group”.

“Sayangnya memang tingkat literasi penduduk Indonesia masih sangat rendah. Orang yang membaca baru 1 di antara 1000. Akibatnya mudah dibohongi, malah sering dibohongi. Kebohongan yang diikuti. Termasuk tentang berita-berita Palestina,” ujarnya.

Para pembohong tentang isu-isu Palestina di Indonesia ini, lanjutnya, ada sekitar 2%, mereka para penebar pendukung Zionis. “Mereka bekerja keras untuk  menyesatkan informasi perjuangan dan pengetahun tentang Palestina,” imbuhnya.

Baca Juga: Perang Mu’tah dan Awal Masuknya Islam ke Suriah

Menurutnya, dalam sebuah perjuangan memerlukan perjuangan fisik, perjuangan perasaan, dan sekaligus perjuangan pikiran.

Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, tecatat nama-nama tokoh penggerak seperti Bung Karno, M. Natsir, Mr. Roem, Buya Hamka, mereka semua menuangkan pikiran-pikirannya melalui buku.

“Tidak ada ulama yang tidak menulis,“ tegas Prof. Sudarnoto.

Prof. Sudarnoto menambahkan, sudah waktunya membangun literasi yang benar.  “Kita harus intelectual production. Nggak bisa kalau nggak membaca.

Baca Juga: Selamatkan Palestina, Sebuah Panggilan Kemanusiaan

Tumbangnya Hegemoni Israel

Sementara itu, Dr. Fahmi Salim menyimpulkan, kehancuran hegemoni Zionis Yahudi sebenarnya sudah diisyaratkan di dalam Al-Quran.

Namun untuk menghancurkan hegemoni Israel dan membebaskan Masjidil Aqsa, umat Islam harus aktif mengusahakannya.

“Badai Al-Aqsa setahun ini merupakan awal dari akhir sejarah, the end of history. Pemantiknya dari perang Thufanul Aqsa,” ujar Fahmi.

Baca Juga: Malu Kepada Allah

Dia menyebutkan, kini terlihat suramnya wajah-wajah mereka, julukan Israel sebagai negara demokratis kampium negara maju, sejahrtera, beradab, terbuka topengnya.

Karena itu, dia menyerukan bersatu seluruh umat islam dalam Isu sentral Masjidil Aqsa.

Pada bagian lain, Duta Al-Quds Ali Farkhan Tsani mengatakan untuk mempercepat pembebasan Masjidil Aqsa perlu peningkatan kesadaran literasi di kalangan generasi umat Islam.

Literasi yang utama dalam bentuk Daurah harus terus dilakukan di kampus-kampus, sebagai bagaian dari literasi akademik, ujarnya.

Baca Juga: Palestina Memanggilmu, Mari Bersatu Hapuskan Penjajahan

Penerbitan buku, penelitian imliah dan kegiatan seminar juga menjadi bagian penting dari literasi umat, ujarnya.

Dalam pandangan hadits, lanjutnya, mengutip hadits dari Maemunah binti Saad yang menyebutkan tentang kewajiban memberikan bantuan dan pembelaan terhadap Baitul Maqdis.

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Korupsi, Virus Mematikan yang Hancurkan Masyarakat, Ini Pandangan Islam dan Dalilnya!

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Indonesia
Asia