LK2PK bersama Kurir Kebaikan Bekerjasama dengan Laboratorium Terpadu FK UI Membuat VTM

Jakarta, MINA – Lembaga Kajian dan Konsultasi Pembangunan Kesehatan () bersama dengan dan Komunitas WNI di Korea Selatan mencoba untuk melakukan upaya dalam pemenuhan kebutuhan VTM (Viral Transport Medium) di beberapa rumah sakit yang membutuhkan, Kamis (9/4).

Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, mereka menjalin kerjasama dengan Laboratorium Terpadu untuk memproduksi VTM yang nantinya akan disebar ke beberapa RS.

Dr. Aslim Taslim, Peneliti LK2PK menjelaskan, VTM atau Viral Transport Medium digunakan ketika kita mengambil pemeriksaan swab dari pasien yang dicurigai Covid-19.

“Jadi VTM merupakan media untuk menyimpan spesimen swab pasien sebelum dilakukan ekstraksi RNA virus kemudian dilakukan pemeriksaan PCR. Kita ketahui bahwa VTM saat ini sangat langka untuk didapatkan dan harganya cukup mahal. Beberapa rumah sakit terutama di daerah-daerah mengalami kekurangan VTM ini,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima MINA.

Selain itu, Ria Ricis yang mewakili Kurir Kebaikan mengajak berbagai pihak untuk bersama melawan Covid-19 tersebut. Dia menganjurkan agar masyarakat tetap di rumah dan jaga kesehatan dengan rajin mencuci tangan. Dia pun mengingatkan bila memang harus keluar, masyarakat hendaknya menggunakan masker kain.

Direktur Eksekutif LK2PK, Dr. Ardiansyah Bahar menambahkan, perlu kolaborasi semua pihak baik pemerintah maupun swasta dalam perang terhadap Virus Corona.

Dia menyampaikan rekomendasi ke pemerintah agar tes Covid-19 bisa dilakukan dengan cepat, luas, dan massal. Dia juga menyarankan agar dilakukan shifting kompetensi untuk memenuhi kebutuhan SDM yang akan melakukan pemeriksaan di lapangan.

Salah satu rekomendasi dari para ahli untuk dapat melakukan penanganan wabah Covid-19 dengan baik yaitu melakukan tes secara masif. Hal ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana penyebaran Corona telah terjadi sehingga mereka yang telah tertular bisa mendapatkan penanganan dengan segera. Tes secara masif juga dilakukan untuk memutus mata rantai penularan.

Dengan demikian, kekosongan VTM akan menghambat pemeriksaan karena sampel pemeriksaan tidak akan bisa dikirim dari fasilitas kesehatan yang melakukan swab ke laboratorium pemeriksa. (R/R11/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.