Jakarta, 26 Sya’ban 1438/23 Mei 2017 (MINA) – Keberhasilan Malaysia mengembangkan industri halal hingga menjadi salah satu kiblat produk halal dunia tak terlepas dari dorongan dan dukungan penuh pemerintah.
Ahmad Lokman Ibrahim, Wakil Presiden Industry Development Halal Industry Development Corporation (HDC) Malaysia, mengatakan, industri produk Halal menjadi agenda nasional pemerintah Malaysia sejak 2006 lalu.
“Pemerintah (Malaysia) memandang Halal sebagai salah satu sumber baru pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, dorongan dan dukungan pemerintah sangat besar dengan roadmap yang jelas,” kata Ahmad Lokman pada Seminar Internasional “Meraup Peluang Emas Bisnis Halal Global” di Balai Kartini Jakarta, Selasa (23/5).
Seminar yang digelar oleh Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia ini juga menghadirkan Direktur Umum Korea Institute of Halal Industry (KIHI) James Noh, Direktur Japan Halal Association (JHA) Hind Hitomi Remon, Ketua Umum Yayasan Produk Halal Indonesia (YPHI) Muhammad Yanis Musdja, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad, Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) dan Founder CORE Indonesia Hendri Saparini, Anggota KEIN Aries Muftie, Ketua CORE Indonesia, Akhmad Akbar Susamto, Direktur Keuangan PT JIEP Sitta Rosdaniah, dan Sekretariat Halal Indofood Ekky Setiawan.
Baca Juga: BPJPH Tegaskan Kewajiban Sertifikasi Halal untuk Perlindungan Konsumen
Dia menjelaskan, agenda pembangunan industri Halal Malaysia dimulai pada 2006 dengan dibentuknya HDC dan kemudian mengembangkan master plan industri halal sejak 2008 lalu.
“Sejak 2008, Pemerintah telah mengembangkan master plan industri halal hingga 2020 dengan fokus Malaysia sebagai pusat referensi halal global dan memimpin inovasi, produksi, dan perdagangan dunia pada sektor berkaitan halal,” ujarnya.
Malaysia telah memiliki 25 kawasan industri halal (Taman Halal) dengan berbagai fasilitasnya, memanfaatkan kemitraan erat dengan badan-badan pemerintah seperti Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional (MITI), Malaysian Investment Development Authority (MIDA) dan Malaysian External Trade Development (MATRADE). HDC bekerja sama dengan calon investor untuk menempatkan Malaysia sebagai tempat yang paling menarik di kawasan itu untuk berinvestasi di tempat yang terkait dengan produksi halal.
Lokman Ibrahim mengatakan, fihaknya sangat terbuka dengan fihak-fihak lain dalam mengembangkan pasar halal dunia, termasuk dengan Indonesia. “Pasar Indonesia sangat luas. Kami sangat terbuka untuk menjalin kerjasama,” tegasnya.
Baca Juga: BPJPH Tekankan Kembali Wajib Halal Telah Berlaku
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Mastercards-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2017, Malaysia juga masih peringkat pertama dalam destinasi wisata halal antara negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada tahun 2017.
Sementara, Indonesia menempati peringkat tiga. Posisi Indonesia naik satu peringkat dari tahun 2016. (L/R01/K05-P1)
Mi‘raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: UMK Wajib Sertifikasi Halal 17 Oktober 2026: Bagaimana dengan Produk Luar Negeri?