
LP POM MUI
Prov. Lampung, Refliyanto, S.Pd saat memberikan materinya pada Workshop Pelatihan Penyembelihan Hewan di Aula MAN 1 Bandar Lampung, Selasa, (23/6). Photo: Hadis/MINA" width="300" height="182" /> Wakil Direktur LP POM MUI Prov. Lampung, Refliyanto, S.Pd saat memberikan materinya pada Workshop Pelatihan Penyembelihan Hewan di Aula MAN 1 Bandar Lampung, Selasa, (23/6). Photo: Hadis/MINABandar Lampung, 7 Ramadhan 1436/24 Juni 2015 (MINA) – Penelitian membuktikan, penyembelihan hewan sesuai syariat Islam merupakan metode penyembelihan yang paling manusiawi.
Demikian disampaikan Wakil Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LP POM MUI), Refliyanto, S.Pd dihadapan sekitar 30 peserta workshop penyembelihan hewan higenis dan halal yang diadakan olleh Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Lampung di gedung Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bandar Lampung, Selasa (23/6).
“Ada beberapa metode penyembelihan yang kita jumpai secara umum di masyarakat dan rumah potong hewan, namun metode penyembelihan sesuai syariatlah yang dibuktikan paling manusiawi, tidak menyiksa ternak, dan paling efektif, “ ujarnya.
Menurutnya, ada beberapa rumah potong yang menerapkan metode stunning atau pemingsanan menggunakan setrum atau sengatan listrik yang dialirkan di genangan air baru kemudian disembelih dengan harapan agar hewan tidak menggelepar dan meraskan sakit saat proses penyembelihan.
Baca Juga: Gunung Semeru Kembali Erupsi, Kolom Abu Capai 700 Meter ke Arah Barat
“Namun sebuah penelitian oleh Prof. Schultz dan Dr. Hazim, keduanya adalah Animal Scientists dari Hanover University, Jerman yang membuktikan Meronta-ronta, menggelepar-gelepar, dan meregangkan otot saat disembelih bukanlah ekspresi rasa sakit, karena pisau tajam yang mengiris leher tidaklah menyentuh saraf rasa sakit, “ ujarnya.
Lebih lanjut dia memaparkan, meronta, menggelepar hanya merupakan ekspresi keterkejutan otot dan saraf saja saat darah mengalir keluar dengan deras, dan bukan ekspresi rasa sakit.
Dia juga berpesan kepada umat Islam secara umum dan rumah potong hewan secara khusus agar menerapkan metode penyembelihan sesuai syariat.
“Ini akan berdampak pada makanan yang dikonsumsi umat Islam yang seyogyanya harus halal dan tayyib, “ ujarnya.
Baca Juga: Bandara Soetta Sediakan Jalur Jemput Premium Mulai 1 November
Dengan diadakannya workshop ini diharapakan dapat menjamin ketentraman batin masyarakat khususnya umat Islam dalam mengonsumsi daging hewan.
Petugas dari kalangan masyarakat, perwakilan rumah pemotongan hewan, dan petugas pemotongan hewan yang sudah ikut sebagai peserta diharapkan bisa membagi atau menyampaikan ilmunya kepada masyarakat khususnya umat Islam.(L/K08/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kemacetan Melanda Sejumlah Ruas Utama Jakarta Jumat Sore
 




 
 
															 
								 







 
															 
															 
															 
															 
															 
															 
 
 
															 
															 
															 
															 
															



 
															 Mina Indonesia
Mina Indonesia Mina Arabic
 Mina Arabic Mina Sport
 Mina Sport Mina Preneur
 Mina Preneur