Jakarta, MINA – Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) melalui Lembaga Pendamping Proses Produksi Halal (LP3H) MES berkolaborasi dengan Bank Indonesia dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama menggelar Pelatihan Pendamping Proses Produk Halal (PPH) gelombang pertama selama tiga hari pada Jumat hingga Ahad, 9-11 September 2022 secara virtual.
Pelatihan Sebagai sarana untuk menguatkan peran Pendamping PPH ini juga menjadi bagian dari rangkaian agenda Road to 9th Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2022.
Kepala Bidang Bina Auditor Halal dan PelakuUsaha BPJPH Kementerian Agama, Khotibul Umam dalam sambutannya pada pembukaan pelatihan, Kamis (9/9), mengatakan, kegiatan yang berorientasi pada upaya mengakselerasi sertifikasi halal bagi UMKM telah dilakukan beberapa kali oleh BPJPH bekerja sama dengan MES dan Bank Indonesia.
“Kegiatan pelatihan ini merupakan kesekian kalinya yang diselenggarakan oleh MES bekerja sama dengan Bank Indonesia dan didukung penuh oleh BPJPH,” ujar Umam.
Baca Juga: Tim Gabungan Lanjutkan Pencarian Korban Longsor Jawa Tengah
Umam menegaskan, sertifikasi produk halal UMKM perlu ditingkatkan secara berkelanjutan seiring dengan bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk halal.
Kontribusi semua pihak terutama MES dan Bank Indonesia sangat berdampak signifikan Umam melanjutkan program Sertifikasi Halal Gratis (SEHATI) akan kembali dibuka dalam waktu dekat dengan target 300 ribu produk yang disertifikasi halal.
Pelatihan PPH tersebut sebagai sarana untuk memberikan pengetahuan kepada para calon pendamping PPH tentang prosedur dan aspek kehalalan pada produk-produk terutama dari UMKM, meliputi penyediaan bahan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan penyajian produk.
Pelatihan inin juga diawali dengan sambutan dari Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Arief Hartawan dan Ketua VII Pengurus Pusat MES, Sugeng.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Senada dengan Umum, Arief Hartawan mengatakan bahwa dibutuhkan banyak sekali sumber daya yang kompeten dalam mendukung sertifikasi halal di berbagai daerah di Indonesia.
“Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mengonsumsi makanan halal makin meningkat, terutama pasca pandemi Covid-19 menjadikan motif menggunakan makanan halal sebagai makanan sehat kian tinggi,” papar Arief.
Arief menambahkan, peningkatan ini juga terjadi pada sektor kosmetik dan fesyen halal. Meski begitu, dia menjabarkan bahwa saat ini, Indonesia belum mampu menjadi pemimpin utama produsen produk halal di dunia.
“Thayyib, aman, sehat, proporsional adalah syarat sebuah produk halal. Banyak negara telah mensyaratkan sertifikasi halal, termasuk di Indonesia. Ironisnya negara yang memiliki tingkat ekspor produk halal tinggi seperti halnya daging halal, justru berasal dari negara non-muslim seperti Brazil dan New Zealand,” ujarnya.
Baca Juga: Lomba Mewarnai dan Menggambar Al-Aqsa Meriahkan Festival Baitul Maqdis di Samarinda
Oleh karena itu, Arief menegaskan dalam rangka menguatkan posisi Indonesia sebagai produsen produk halal dunia, Bank Indonesia telah membentuk sejumlah halal center yang bekerja sama dengan perguruan tinggi, sebagai bentuk upaya peningkatan kapasitas produksi produk halal para pelaku UMKM.
Arief berharap, program sinergis dan kolaboratif dari berbagai pihak yang telah dilakukan selama ini dapat direalisasikan secara optimal dan berdampak terhadap peningkatan kapasitas dan kualitas produk halal dari UMKM.
Mendukung hal tersebut, Sugeng memaparkan Pelatihan Pendamping PPH kali ini sangat penting seiring dengan kesadaran masyarakat dalam menggunakan produk halal makin meningkat.
“Sertifikat halal merupakan satu hal yang ditanyakan pertama kali oleh konsumen, baik di dalam maupun di luar negeri. UMKM dengan potensinya yang begitu besar, perlu terus didukung agar mampu memperoleh sertifikasi halal pada produknya” ujar Sugeng.
Baca Juga: Kedatangan Ulama Asal Palestina Disambut Meriah Santri Al-Fatah Lampung
Sugeng menegaskan, pemerintah saat ini masih mendorong UMKM untuk go digital dan ekspor, sehingga program PPH ini dapat mendukung program tersebut karena dapat meningkatkan kesiapan para pelaku UMKM.
“LP3H MES ini merupakan lembaga pendamping halal yang telah disahkan oleh BPJPH, sehingga menjadi bagian dari upaya MES untuk berkontribusi mendorong pertumbuhan sertifikasi produk halal di Indonesia,” jelas Sugeng.
Lebih lanjut Sugeng mengatakan Pelatihan Pendamping PPH ini akan dilaksanakan dalam II gelombang, tiap gelombang akan dilaksanakan selama tiga hari dengan total peserta mencapai lebih dari 150 orang. Sugeng berharap, program ini dapat terus dilakukan untuk mewadahi lebih banyak para calon Pendamping PPH.
Pelatihan PPH ini akan diselenggarakan kembali untuk gelombang kedua. Pasca pelatihan, setiap Pendamping PPH diharapkan dapat mendampingi minimal lima UMKM untuk memenuhi persyaratan kehalalan produk dalam rangka mendorong percepatan sertifikasi halal di Indonesia.
Baca Juga: Brebes Luncurkan Gerakan Kencana: Perkuat Kesiapsiagaan Bencana
Dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia, akselerasi proses sertifikasi produk halal bagi UMKM terus dilakukan mengingat hingga saat ini data Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan dari total 64,2 juta UMKM, hanya 1 persen yang telah bersertifikat halal.
Salah satu yang berperan penting dalam mendukung percepatan proses sertifikasi halal adalah Pendamping Proses Produk Halal (PPH) yang bertugas sebagai pihak yang memberikan pendampingan pada proses sertifikasi halal dengan mekanisme pernyataan pelaku usaha (self declare) dari para pelaku UMKM.(L/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Distribusi Logistik untuk Korban Erupsi Lewotobi, TNI AL Siapkan 2 Kapal Perang