Abha, MINA – Sebuah penerbangan yang membawa tawanan perang pemberontak Yaman telah meninggalkan Arab Saudi, menuju Yaman, sedanglan tahanan Saudi akan dibebaskan kemudian dalam rangka pertukaran tahanan, kata Komite Palang Merah Internasional (ICRC).
Penerbangan hari Sabtu (15/4) ini adalah bagian dari pertukaran multi-hari skala besar yang melibatkan hampir 900 tahanan, yang terjadi di tengah pembicaraan damai yang telah meningkatkan harapan untuk mengakhiri perang delapan tahun Yaman antara pemberontak Houthi yang didukung Iran dan koalisi yang dipimpin Saudi.
Dikutip dari Al Jazeera, pada hari Jumat, 318 tahanan diangkut dengan empat penerbangan antara Aden yang dikuasai pemerintah dan Sanaa, ibu kota yang dikuasai pemberontak, bersatu kembali dengan keluarga mereka sebelum hari raya Idul Fitri pekan depan.
Penerbangan hari Sabtu dari kota Abha di Saudi selatan lepas landas sebelum jam 9 pagi menuju Sanaa dengan 120 tahanan pemberontak Houthi, kata penasihat urusan publik dan media ICRC Jessica Moussan.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Berdiri di landasan di Bandara Internasional Sanaa, Mohammed al-Darwi, seorang tahanan Houthi yang dibebaskan dalam pertukaran tersebut, mengatakan kepada Al Jazeera: “Kami senang untuk kembali ke Sanaa setelah kami berada di penjara musuh.”
Setidaknya tiga bus membawa para tahanan ke landasan di bandara Abha, yang pada masa perang menjadi target yang diserang oleh drone dan rudal Houthi.
Sebanyak 16 warga Saudi dan tiga warga Sudan diperkirakan akan dipindahkan dari Sanaa ke Riyadh pada Sabtu malam.
Sudan adalah bagian dari koalisi yang dipimpin Saudi dan telah menyediakan pasukan darat untuk pertempuran itu.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Selain itu, 100 Houthi akan diterbangkan dalam tiga penerbangan ke Sanaa dari al-Makha (Mocha) di pantai Laut Merah, sebuah kota yang dikuasai oleh pemerintah yang didukung koalisi.
Pertukaran tahanan adalah langkah membangun kepercayaan yang bertepatan dengan dorongan diplomatik yang kuat untuk mengakhiri perang Yaman, yang telah menyebabkan ratusan ribu orang tewas akibat pertempuran serta efek lanjutan seperti kekurangan makanan dan kurangnya akses ke perawatan kesehatan. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama