Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Macron Hadiri Peringatan 100 Tahun Masjid Agung Paris

sri astuti - Jumat, 21 Oktober 2022 - 11:32 WIB

Jumat, 21 Oktober 2022 - 11:32 WIB

22 Views

Prancis, MINA – Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Masjid Agung Paris Rabu (19/10) untuk menghaidiri acara peringatan 100 tahun masjid itu.

Macron disambut Kepala Masjid, Chems-Eddine Hafiz, kemudian meninjau pameran tentang sejarah masjid.

Hafiz dianugerahi lencana Legiun Kehormatan oleh Macron, kehormatan sipil tertinggi Prancis, Middle East Monitor melaporkan.

Upacara tersebut juga dihadiri Menteri Dalam Negeri, Gerald Darmanin, dan Menteri Angkatan Darat, Sebastien Lecornu. Macron juga memberikan sebuah plakat yang menandai “pengakuan” Prancis atas pengorbanan yang dilakukan tentara Muslim selama Perang Dunia 1.

Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok

Masjid Agung adalah masjid tertua di Metropolitan Prancis dan salah satu yang terbesar di negara itu, dibangun selama tahun-tahun antar perang pada 1920-an untuk menghormati 70.000 Muslim yang tewas saat berjuang dalam perang.

Pada 22 Oktober 1922, Sultan Moulay Youssef dari Maroko, bersama dengan Presiden Prancis saat itu, Gaston Doumergue, meletakkan batu fondasi pertama masjid.

Masjid ini terkenal karena pernah menjadi tempat perlindungan bagi partisan dan Yahudi, yang diberi dokumen yang mengidentifikasi mereka sebagai Muslim selama pendudukan Nazi di Prancis.

Masjid ini dibangun sesuai dengan desain tradisional Moor dan dibangun oleh 450 pengrajin Afrika Utara dan dihiasi dengan ukiran kayu dan mosaik Zellige yang dibawa dari Maroko.

Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional

Terlepas dari hubungannya dengan Maroko, pemerintah Prancis telah berusaha untuk “menghapus” warisan Maroko demi menghubungkan pembangunannya ke Aljazair dalam upaya memperkuat hubungan Prancis-Aljazair, yang terbaru, selama krisis energi negara saat ini.

Pada hari Senin, Macron mengatakan Pembantaian Paris 1961 terhadap puluhan demonstran Aljazair yang damai sebagai “tidak dapat dibenarkan”, tetapi berhenti meminta maaf pada peringatan ke-61 dari insiden terkenal itu. (T/R7/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina

Rekomendasi untuk Anda

Eropa
Internasional
Timur Tengah
Internasional
Internasional