Paphos, MINA – Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Jumat (11/10) mengutuk serangan Israel baru-baru ini terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon dan menegaskan tidak akan menoleransi tindakan tersebut.
“Sama sekali tidak dapat diterima melihat pasukan UNIFIL sengaja menjadi sasaran pasukan militer Israel. Kami mengutuknya, kami tidak menoleransinya, dan kami tidak akan menoleransi hal itu terulang,” tegas Macron dalam konferensi pers bersama di Paphos, Siprus, setelah pertemuan puncak negara-negara anggota UE yang memiliki kepentingan di Mediterania. Anadolu melaporkan.
Pasukan Israel pada Jumat pagi menembaki sebuah pos pengamatan milik Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) di markas besarnya di Naqoura, Lebanon selatan, melukai dua pasukan penjaga perdamaian dari kontingen Sri Lanka, kata Kantor Berita Nasional Lebanon.
Dua pasukan penjaga perdamaian dari kontingen Indonesia juga terluka dalam serangan serupa pada Kamis.
Baca Juga: Turkiye Konfirmasi Tolak Akses Wilayah Udara untuk Presiden Israel
Macron juga memperbarui seruan untuk gencatan senjata di Gaza dan Lebanon, yang ia gambarkan “sangat diperlukan.”
Ia juga menyeru penghentian penyediaan senjata ke zona konflik yang akan memberikan pengaruh untuk mengakhiri konflik, seraya menambahkan bahwa ini bukan seruan untuk melucuti senjata Israel, tetapi seruan untuk “menghentikan semua destabilisasi tambahan di bagian dunia ini.”
Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon yang diklaimnya menarget Hezbollah sejak 23 September, telah menewaskan lebih dari 1.351 orang, melukai 3.800 lainnya, dan membuat lebih dari 1,2 juta orang mengungsi.
Serangan udara tersebut merupakan eskalasi dalam perang lintas batas selama setahun antara Israel dan Hezbollah sejak dimulainya serangan brutal Tel Aviv di Jalur Gaza yang telah menewaskan hampir 42.000 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Setidaknya 2.083 orang meninggal dan 9.869 lainnya terluka dalam serangan Israel di Lebanon, menurut otoritas Lebanon.
Meskipun ada peringatan internasional kawasan Timur Tengah berada di ambang perang regional di tengah serangan gencar Israel terhadap Gaza dan Lebanon, Tel Aviv memperluas konflik dengan melancarkan invasi darat ke Lebanon selatan pada tanggal 1 Oktober. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan