Cileungsi, MINA – Maemunah Center (Mae-C), sayap perempuan dari Lembaga Kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG), Jumat (7/6) siang mensosialisasikan pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Indonesia di Gaza kepada ibu-ibu Jama’ah Muslimin (Hizbullah) di Masjid At-Taqwa, Pondok Pesantren Al Fatah, Cileungsi, Bogor.
“Inisiasi pembangunan RSIA ini untuk membantu anak-anak dan ibu-ibu di Gaza. Karena melihat korban perang di Gaza akibat serangan Israel, 70% korban adalah perempuan dan anak-anak,” kata Ketua Mae-C, Onny Firyanti Hamidy.
Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mencatat setidaknya ada 50.000 wanita hamil di Gaza yang tentu sangat membutuhkan pertolongan, selama masa peperangan ini.
“Ternyata di Gaza itu belum ada RS ibu dan anak, yang ada disana rumah sakit anak saja, seperti RS Anak Al-Rantisi Gaza, alhamdulillah rencana kami disambut baik,” ujarnya.
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Inisiatif tercetusnya rencana pembangunan RSIA ini bermula dari pembukaan acara tahunan AWG, Bulan Solidaritas Palestina (BSP) tahun 2023 yang diselenggarakan pada 1 November lalu di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Senayan, Jakarta.
“Kita (Mae-C) diminta untuk mensosialisasikan masalah perang di Gaza dan solusinya, semua rencana Allah saja yang menggerakkan tiba-tiba aku kepikiran bikin RS Ibu dan Anak,” katanya saat diwawancarai wartawan MINA.
Rencana pembangunan Rumah Sakit ini dalam bentuk permulaan (soft launching) diumumkan pada 3 Desember lalu di Jakarta saat penutupan acara tahunan BSP yang berlangsung selama 1-29 November tahun 2023.
“Setelah penutupan BSP, RSIA langsung soft launching di hotel Sofyan, Jakarta,” ujarnya
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga
Pembangunan RSIA bukan rencana semata, melainkan sudah mengantongi izin dari pemerintahan Palestina yang ada di Gaza tertanggal 7 April 2024 yang ditanda tangani oleh Wakil Menteri Kementerian Kesehatan Gaza, Dr. Yousef Abu Reesh dengan luas tanah wakaf 5.000 meter (84 x 60m). RSIA tersebut diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp 120 miliar.
“Kami ditawari dua pilihan tanah untuk pembangunan RSIA, yaitu tanah yang dekat RS Indonesia di Gaza Utara atau tanah di Gaza City (Kota Gaza), jantungnya kota Gaza, kita pilih tanah yang di Gaza City,” jelasnya.
Ia melanjutkan, biaya sebesar 120 milyar terdiri atas 5 komponen yaitu, basement (lantai dasar), lantai 1 dan lantai 2, lantai 3 dan ada rooftop (atap) di lantai 4 untuk panel surya dan sebagainya.
“Kita tidak bisa menunggu perang selesai untuk menggalang dana. Namun kita berinisiatif mengumpulkan dana lebih dulu, alhamdulillah surat izin tanahnya sudah ada, kita harus yakin atas izin Allah perang di Gaza akan segera berakhir,” tambahnya.
Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas
Adapun yang mendesain RSIA, Insinyur Riza, lulusan Universitas Padjajaran (UNPAD). Ia juga tergabung dalam tim konsultan yang membuat salah satu RS ternama di Jakarta.
Donasi pembangunan RSIA Indonesia di Gaza bisa melalui nomor rekening BSI, 7261148735 atas nama RSIA Indonesia, konfirmasi ke kontak 081286438208.
“Untuk masyarakat Indonesia, baik perempuan dan pemuda mari bantu pembangunan RSIA ini untuk saudara kita di Gaza, insyaallah akan menjadi amal jariyah, diakhirat kelak,” tambahnya. (L/R5)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III