Mahathir: Prihatin Boikot Sawit India, Tapi Harus Bicara Kashmir

Kuala Lumpur, MINA – Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad menyatakan pada Selasa (14/1), prihatin dengan pembatasan impor minyak olahan industri Malaysia. Namun itu tidak akan menghentikannya untuk berbicara menentang tindakan New Delhi baru-baru ini terkait .

Pekan lalu, memberlakukan pembatasan impor minyak kelapa sawit dan palmolein karena kecaman Mahathir atas masalah Kashmir dan undang-undang kewarganegaraan baru.

Mahathir mengatakan, Malaysia sekarang mungkin perlu menemukan solusi lain setelah boikot minyak sawitnya oleh para penyuling dan pedagang minyak sawit India.

“Tentu saja kami khawatir, karena kami menjual banyak minyak sawit ke India. Namun di sisi lain, kami juga harus jujur ​​dan ketika ada yang salah, kami perlu mengatakannya,” katanya seperti dikutip oleh Star online.

“Jika kita membiarkan segala sesuatunya salah dan hanya memikirkan uangnya, maka banyak hal akan salah,” ujarnya.

Dengan India menjadi importir minyak kelapa sawit terbesar di Malaysia, Mahathir mengatakan ada kebutuhan untuk menemukan solusi bagi masalah India yang mengabaikan minyak kelapa sawit Malaysia.

“Faktanya adalah apa yang terjadi di India saat ini menyebabkan banyak ketidakbahagiaan di antara orang-orang di sana, dan seluruh dunia merasa bahwa mendiskriminasi orang lain itu salah,” katanya.

Laporan Star Online juga mengutip Menteri Industri Primer Malaysia, Teresa Kok yang menolak laporan bahwa India memboikot minyak sawit Malaysia.

Kok mengatakan bahwa dipahami dari diskusi bahwa pembeli minyak kelapa sawit India menginginkan Malaysia untuk meningkatkan ekspor minyak kelapa sawit mentah, dan mengurangi ekspor minyak sawit olahan.

India, importir minyak nabati terbesar di dunia, membeli hampir 15 juta ton per tahun.

Dari jumlah ini, minyak kelapa sawit terdiri dari 9 juta ton dan sisanya 6 juta ton adalah minyak kedelai dan minyak bunga matahari.

Indonesia dan Malaysia adalah dua negara yang memasok minyak kelapa sawit ke India. Malaysia menghasilkan 19 juta ton minyak sawit dalam setahun. Sementara Indonesia menghasilkan 43 juta ton, menurut data perdagangan.

Dia menanggapi sumber-sumber industri yang mengatakan importir kelapa sawit India secara efektif menghentikan semua pembelian dari Malaysia setelah pemerintah India secara pribadi memperingatkan mereka untuk menghindari impor Malaysia.

Dikatakan peringatan itu, dikeluarkan pekan lalu, datang hampir bersamaan dengan langkah India untuk membatasi impor minyak kelapa sawit dan minyak kelapa sawit, setelah Mahathir mengkritik tindakan India di Kashmir dan undang-undang kewarganegaraan barunya. (T/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.