Majalah ISIS: Zona Aman Turki untuk Cegah Negara Kurdi dan Tekan Assad

Tentara Unit Perlindungan Rakyat (YPG) Kurdi (kiri) dan tentara militer (kanan). (Foto: dok. ARA News)

 

Erbil, 7 Jumadil Awwal 1438/5 Februari 2017 (MINA) – Majalah Rumiyah milik kelompok Islamic State (ISIS) edisi terbaru mengungkapkan analisa yang menunjukkan bahwa tujuan dari rencana zona aman Turki di wilayah Suriah adalah untuk mencegah terbentuknya dan sebagai tekanan terhadap pemerintah Suriah di masa depan.

Dalam majalah yang terbit pada Sabtu (4/2) itu, ISIS mengatakan bahwa di masa depan kelompok oposisi Suriah akan memiliki pilihan menyerah kepada Presiden Bashar Al-Assad atau bergabung dengan Turki dan melawan ISIS.

Pada tanggal 24 Agustus, Angkatan Darat Turki dan oposisi Suriah melancarkan operasi militer bernama Euphrates Shield di utara Suriah dengan dalih memerangi terorisme.

Namun, politisi dan aktivis Kurdi mengatakan bahwa intervensi Turki di Suriah bertujuan utama menyerang orang-orang Kurdi, yaitu Unit Perlindungan Rakyat (YPG) dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang merupakan pasukan koalisi dukungan Amerika Serikat (AS) pimpinan Kurdi.

Dalam majalah Rumiyah, ISIS setuju dengan analisa itu.

Di sebutkan di dalam majalah bahwa Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan dan pemerintahannya menjadikan zona aman sebagai sarana pencegah terbentuknya negara Kurdi yang dicita-citakan oleh PKK, kelompok bersenjata Kurdi di Turki yang memerangi pemerintah.

Menurut ISIS, Turki berusaha mengambil kendali atas wilayah yang membentang antara Jarabulus dan Azaz yang mencakup lebih dari 50 km, yang akan mencegah area itu diperintah oleh militan PKK di timur dan barat Sungai Efrat.

ISIS juga menegaskan bahwa zona aman akan menjadi daerah penghalang untuk memblokir ISIS agar tidak mencapai Turki.

Analisa ISIS juga menyebut bahwa wilayah itu nantinya untuk melemahkan pemerintah Suriah.

Selain itu, majalah tersebut menambahkan bahwa kontrol parsial Turki di Suriah utara, dengan dukungan udara Rusia dan AS, akan mencegah pasukan udara Presiden Assad melakukan pengeboman di kawasan itu.

“Ini akan membantu Turki pada akhirnya melepaskan diri dari sejumlah besar pengungsi yang tidak diinginkan (orang-orang yang mengganggu atau menawarkan sedikit keuntungan bagi Turki) dengan membuka kamp pengungsi bagi mereka di daerah ini. Juga akan mengurangi banyak biaya besar yang membebani sehingga ekonomi Turki menurun,” kata majalah ISIS.

Nicholas A Heras, seorang peneliti Timur Tengah di Pusat Keamanan Warga Amerika Baru (CNAS), mengatakan kepada ARA News bahwa ISIS telah memberikan “analisa yang benar” pada perkembangan yang sedang berlangsung di Suriah melalui edisi baru majalah Rumiyah. (T/RI-1/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.