Xinjiang, MINA – Sebuah laporan investigasi majalah kebebasan beragama dan hak asasi manusia di Tiongkok, Bitter Winter, menyebutkan, metode penyiksaan terhadap tahanan Uyghur menggunakan metode yang tidak manusiawi antara lain alat kejut listrik yang sudah tua.
Pada laporan terkini edisi Selasa (18/12) oleh reporter Gu Qi dan Li Zaili, Bitter Winter melaporkan tentang etnis Uyghur yang ditahan yang dipindahkan ke penjara di provinsi-provinsi di luar Xinjiang.
Menurut seorang perwira polisi yang berhasil diwawancarai, mengungkap beberapa metode penyiksaan tahanan.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Petugas itu menggambarkan, misalnya, penggunaan sengatan listrik tua untuk menghukum mereka yang muslim itu, menolak mengakui bahwa mereka orang Cina, bahwa mereka mencintai tanah air Cina dan bahwa mereka anggota Partai Komunis.
Petugas itu mengingatkan, “Tahanan menjadi sasaran sengatan listrik yang parah. Beberapa tongkat listrik sudah usang, jadi para penjaga menggunakan sarung tangan listrik untuk menyetrum mereka.”
“Rasa sakit dari sarung tangan ini lebih buruk daripada tongkat listrik. Tongkat memberikan kejutan pada kulit, tetapi sarung tangan listrik memberikan kejutan langsung ke saraf”.
Penyiksaan tidak berhenti sampai tahanan mengakui mereka orang Cina, mencitai tanah air Cina dan anggota Partai Komunis.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Ada juga jenis pakaian yang disebut ‘rompi landak’. Pakaian ini memberikan kejutan listrik yang cukup kuat untuk membunuh.
Melalui pengkondisian sehari-hari dengan kejutan listrik, tahanan dipaksa untuk mengatakan hal-hal seperti ‘Saya orang Cina, Saya mencintai negara saya dan Partai Komunis baik.’
“Beberapa tahanan berusia lebih dari 70 tahun. Jika mereka tidak taat, mereka akan dipukuli. Mereka dipaksa untuk meneriakkan slogan dan menyanyikan lagu kebangsaan dan lagu-lagu Komunis,” lanjut laporan investigasi.
Pemindahan Kamp
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza
Detail-detail baru yang muncul dalam pelaporan terus-menerus mengungkap sejauh mana negara Cina menahan dan “mendidik kembali” populasi dengan cara penyiksaan dan upaya untuk menjaga kerahasiaan keseluruhan cara.
“Negara harus menemukan fasilitas penjara baru untuk setidaknya 500.000 warga Uyghur yang sebelumnya ditahan di Provinsi Xinjiang, di barat jauh Tiongkok, dan kemudian mengatur transportasi untuk memindahkan semua tahanan ini ke kamp baru mereka, kadang-kadang ratusan mil jauhnya,” laporan menyebutkan.
Laporan investigasi menyebutkan, menurut seorang penjaga penjara tahanan Uyghur, para manajer pertama-tama diperintahkan menemukan tempat-tempat baru untuk menampung tahanan yang sudah ada guna memberi tempat bagi para Uyghur.
Begitu penjara kosong, renovasi dimulai, keamanan ditingkatkan, termasuk semua kaca biasa di sel penjara diganti dengan “kaca anti huru hara”.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Penjaga juga melaporkan bahwa seseorang harus melalui empat atau lima pintu, termasuk pintu besi listrik dan gerbang besi, untuk memasuki gedung.
Seorang pekerja konstruksi mengatakan kepada Bitter Winter, “Seluruh gedung penjara telah direnovasi. Selain peningkatan fisik, kerahasiaan juga diperketat. Tawanan ini benar-benar terisolasi dari dunia luar, dan mustahil bagi publik untuk mengetahui apa yang terjadi di penjara. Jika semua orang di dalam penjara meninggal, tidak ada yang tahu.”
Menurut berbagai sumber, penjaga penjara telah dikirim ke Xinjiang untuk belajar bagaimana menghadapi narapidana Uyghur.
Di kamp-kamp,penjaga dilatih bagaimana “membuat kembali” atau “memperbaiki” warga Uyghur untuk masyarakat Cina.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Secara total, puluhan ribu personil penjara mempelajari taktik kontrol polisi Xinjiang.
Pihak berwenang telah meningkatkan upaya untuk memantau tahanan, dan menjaga kerahasiaan aktivitas mereka.
Menurut penjaga penjara, tahanan Uyghur dipaksa untuk duduk di sel mereka, dikelilingi oleh kamera pengintai.
Mereka harus mengenakan borgol dan belenggu kaki 24 jam sehari.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Seorang penjaga di penjara yang berbeda mengatakan kepada reporter Bitter Winter, “Para tahanan harus mengenakan borgol dan belenggu bahkan ketika tidur. Tangan mereka harus selalu terlihat, untuk menghindari tahanan melakukan gerakan seperti shalat saat di tempat tidur. Mereka tidak diizinkan untuk berbicara bahasa Uyghur, dan harus belajar bahasa Mandarin. Jika mereka tidak dapat berbahasa Mandarin, mereka akan dipukuli, dihina dan disetrum dengan tongkat listrik.”
Penjaga juga mengatakan bahwa tahanan diberitahu untuk duduk diam, dan bahwa petugas ditempatkan untuk mengawasi para tahanan untuk memastikan mereka tidak pindah.
Seorang penjaga penjara mengatakan secara spontan, “Tampaknya Partai Komunis ingin menghapus kelompok etnis ini.” (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan