Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA
Lazimnya orang yang akan berpuasa, dia tentu makan pada waktu sahur, beberapa waktu sebelum adzan Subuh berkumandang.
Pada umumnya sahur, baik itu berupa makanan pokok seperti nasi atau roti, air minum, kurma, buah atau makanan kecil lainnya.
Sahur di samping mempersiapkan tubuh agar tetap terjaga dan fit untuk menjalankan ibadah puasa hingga Maghrib. Namun juga ternyata memiliki keberkahan yang bernilai pahala dan kebaikan.
Baca Juga: Aksi Kebaikan, Dompet Dhuafa Lampung Tebar 1445 Makanan Berbuka dan Takjil
Di antaranya seperti disebutkan di dalam hadits:
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السُّحُورِ بَرَكَةً
Artinya: “Bersahurlah kalian karena dalam sahur ada keberkahan.” (HR Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu).
Keberkahan itu bermakna bertambahnya kebaikan, yaitu sahur secara fisik dapat menguatkan puasa yang akan dijalankan, dan secara agama berarti mengikuti sunnah, mendapatkan pahala dan mengandung nilai penyelisihan terhadap ahli kitab.
Baca Juga: Masjid Sekayu Semarang Cikal Bakal Pembangunan Masjid Agung Demak
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
Artinya: “Yang membedakan antara puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR Muslim).
Demikian juga di antara keberkahan makan sahur adalah mendapatkan shalawat dari Allah dan para Malaikat. Ini seperti disebutkan di dalam hadits:
Baca Juga: Berkah Ramadhan, Wahdah Tebar Paket Sembako
السُّحُورُ أَكْلَةٌ بَرَكَةٌ فَلَا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
Artinya: “Sahur adalah makanan berkah, maka jangan kalian tinggalkan walaupun salah seorang dari kalian hanya meneguk seteguk air, karena Allâh, dan para malaikat bershalawat atas orang-orang yang bersahur.” (HR Ibnu Abu Syaibah dan Ahmad).
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Keberkahan dalam sahur muncul dari banyak sisi, yaitu karena mengikuti sunnah, menyelisihi ahli kitab, memperkuat diri dalam ibadah, menambah semangat beraktivitas, mencegah akhlak buruk yang diakibatkan rasa lapar, menjadi pendorong agar bersedekah kepada orang yang meminta ketika itu atau berkumpul bersamanya dalam makan dan menjadi sebab dzikir dan doa di waktu mustajab.
Maka, mari kita tetap makan sahur untuk berpuasa Ramadhan, walaupun kadang merasa masih mengantuk, enggan, tidak lapar atau malas makan. Sebab kalau kita tidak sahur berarti kita kehilangan satu momentum keberkahan di dalamnya.
Baca Juga: Riska Gelar Anjangsana Sosial di Rumah Belajar Merah Putih Cilincing
Karena itu, segera tidur tidak terlalu malam, sehingga mudah bangun menjelang Subuh untuk makan sahur. Insya-Allah. (A/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Masjid Jami’ Aulia Pekalongan Usianya Hampir Empat Abad