Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Malala Pulang Kampung untuk Pertama Kalinya

Syauqi S - Kamis, 29 Maret 2018 - 16:19 WIB

Kamis, 29 Maret 2018 - 16:19 WIB

92 Views ㅤ

(foto: Saudigazette)

(foto: Saudigazette)

Islamabad, MINA – Peraih hadiah Nobel Malala Yousafzai telah tiba di negara asalnya, Pakistan, untuk pertama kalinya sejak ia ditembak oleh orang-orang bersenjata Taliban dalam upaya pembunuhan lima tahun lalu.

Perempuan berusia 20 tahun itu adalah orang termuda yang pernah memenangi hadiah Nobel. Ia mendarat di ibu kota Islamabad pada Kamis (29/3) dini hari. Demikian Al Jazeera melaporkan.

Tayangan televisi menunjukkan dia duduk bersama orang tuanya di ruang tunggu bandara, kemudian bepergian dengan iring-iringan keamanan ke kota.

Malala ditembak di bagian kepala oleh orang-orang bersenjata Taliban pada Oktober 2012 karena berbicara menentang larangan terhadap pendidikan anak perempuan di Lembah Swat, asalnya, di utara Pakistan.

Baca Juga: Yordania Siap Daratkan Pesawat Bantuan Kemanusiaan di Gaza Selatan

Dua siswa lainnya terluka dalam serangan itu.

Setelah menerima perawatan medis darurat di Pakistan, dia dipindahkan ke Inggris untuk mendapatkan spesialisasi medis. Sejak itu ia tinggal di sana karena mengkhawatirkan akan keamanannya jika dia kembali ke Pakistan.

Setelah serangan itu, Taliban Pakistan bersumpah untuk membunuhnya jika dia kembali.

Rincian jadwal Malala tidak diungkap ke publik, tetapi dia diperkirakan akan bertemu dengan Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi dan pejabat lainnya.

Baca Juga: Argentina Jadi Negara Pertama yang Tarik Pasukannya dari UNIFIL

Sejak pulih dari luka-lukanya, Malala aktif memperjuangkan masalah pendidikan di seluruh dunia, berbicara dengan penuh semangat di Perserikatan Bangsa-Bangsa dan forum lain untuk hak semua anak, terutama wanita muda, untuk menerima pendidikan.

Pada 2013, ia dan ayahnya, Ziauddin Yousafzai, seorang guru dan aktivis hak asasi, mendirikan Malala Fund, yang memperjuangkan hak setiap gadis hingga 12 tahun pendidikan gratis dan aman.

Organisasi ini berfokus untuk bekerja di zona konflik, dengan program di Pakistan, Afghanistan, Nigeria, dan negara-negara yang menampung pengungsi Suriah. (T/R11/RI-1)

Miraj News Agency (MINA)

Baca Juga: Inggris Tunda Penangguhan Ekspor Suku Cadang F-35 ke Israel

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Indonesia
Asia
Internasional
Dunia Islam