Kuala Lumpur, 16 Rabi’ul Awwal 1438/16 Desember 2016 (MINA) – Para pejabat Malaysia mengatakan, mereka siap untuk berbicara dengan pemerintah di Myanmar untuk menemukan resolusi guna mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim etnis Rohingya di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.
Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan, Menteri Luar Negeri Anifah Aman siap bertemu dengan Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi untuk menentukan bagaimana negara mayoritas Muslim itu dapat membantu Myanmar mengakhiri kekerasan militer yang terjadi.
Myanmar telah menyerukan anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk berpartisipasi dalam pertemuan di Yangon pada Senin (19/12) untuk membahas perkembangan terakhir di negara itu, termasuk di Negara Bagian Rakhine.
“Kami menyambut perkembangan positif ini,” kata Kementerian Luar Negeri Malaysia pada Kamis (15/12), demikian Radio Free Asia memberitakannya yang dikutip MINA.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
Menurut laporan versi Pemerintah Myanmar, setidaknya 86 orang telah tewas sejak 9 Oktober 2016. Namun, lembaga kemanusiaan serta media swasta dan asing meyakini bahwa angka korban tewas jauh lebih banyak dari versi pemerintah.
Sekitar 30.000 warga Rohingya mengungsi demi menyelamatkan diri dari tindakan keras militer di Negara Bagian Rakhine sejak Oktober. Lebih dari 20.000 warga Rohingya telah menyeberang ke negara tetangga Bangladesh. Mereka menuduh tentara Myanmar telah membunuh warga sipil, memperkosa perempuan dan anak perempuan serta membakar rumah-rumah mereka.
Lembaga hak asasi Human Rights Watch (HRW) menegaskan, citra satelit dan hasil wawancara dengan sejumlah pengungsi menujukkan bahwa tentara Myanmar adalah pihak yang melakukan pembakaran desa-desa suku Rohingya di Rakhine.
Lembaga HAM nonpemerintah yang berbasis di New York, Amerika Serikat, itu mengatakan, sejak 9 Oktober sedikitnya 1.500 bangunan telah hancur dibakar. (T/P001/R05)
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)