Jakarta, 3 Muharram 1438/4 Oktober 2016 (MINA) – Dalam setiap tahun, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggelar dua event nasional untuk para pelajar Indonesia, yakni Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) dan National Young Inventor Award (NYIA).
Di tahun ini ada 7 madrasah yang masuk final LKIR dan NYIA, yakni MTsN 2 Kediri, MAN 2 Kudus, MAN 2 Samarinda, MAN 1 Yogyakarta, MAN Insan Cendekia Serpong, MAN Cilacap dan MAN Trenggalek.
Dan alhamdulillah, di tahun ini hanya ada dua madrasah yang mendapatkan penghargaan. Pengumuman penerima penghargaan tersebut dilakukan pada Selasa (27/8) malam, di Auditorium Utama LIPI Pusat Jakarta. Mereka adalah. Demikian siaran pers Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa (4/10)
Mazza Safana dan Hilya Qothrun Najahah (MAN 2 Kudus), penghargaan Special Award LKIR Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian (IPK). Mereka berdua mempresentasikan karya ilmiah dengan judul “Pengaruh Susunan Terumbu Karang Buatan (Artificial Reef) Bentuk Silinder Berongga Terhadap Tingkat Penurunan Abrasi di Pantai Pulau Panjang Jepara”. Dalam peper ini, Mazza dan Hilya berkesimpulan bahwa terumbu karang buatan mampu mereduksi abrasi dan sekaligus merehabilitasi kerusakan terumbu karang secara alami.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Miftahul Falah, pembimbing MAN 2 Kudus menyatakan senang dan syukur, karena masih ada salah satu di antara timnya yang mendapatkan penghargaan. “Kami mengirim 5 tim: 4 tim untuk LKIR dan 1 tim untuk NYIA. Alhamdulillah masih ada 1 tim yang mendapatkan special award”, tutur Falah.
Selanjutnya Muhammad Husain Masyhudul Haq dan Dhini Avilia (MAN Cilacap) meraih perngahrgaan Special Award, NYIA 2016. Mereka mempresentasikan invensi mereka yang berjudul “SMARTSMOFI (Smart Smoke Filter)“. SMARTSMOFI berfungsi untuk menyaring udara kotor yang ada di dalam ruangan.
Muhammad Husain menuturkan bahwa yang special dari alat ini adalah dapat membersihkan udara kotor sehingga kesehatan manusia lebih terjaga. Husain juga mengatakan bahwa alat ini dibuat selama 3.5 bulan, karena adanya pengembangan konsep dan uji-uji laboratorium. (L/P007/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia