Johannesburg, MINA – Mandla Mandela, cucu mendiang Nelson Mandela, mengatakan kondisi yang dihadapi warga Palestina di bawah pendudukan Israel lebih parah daripada yang dialami warga kulit hitam Afrika Selatan ketika di bawah apartheid.
Ia menyerukan kepada komunitas internasional untuk meningkatkan dukungan bagi rakyat Palestina, ujarnya di Bandara Johannesburg sebelum ke Tunisia, bergabung dengan rombongan armada Global Sumud Flotilla menembus blokade Gaza. WAFA melaporkan, Kamis (4/9).
“Banyak dari kami yang pernah mengunjungi wilayah pendudukan di Palestina hanya memiliki satu kesimpulan, Palestina sedang mengalami bentuk apartheid yang jauh lebih buruk daripada yang pernah kami alami,” lanjutnya.
Mandela menekankan pentingnya solidaritas global, dengan mengambil contoh gerakan anti-apartheid di Afrika Selatan. “Kami percaya bahwa komunitas global harus terus mendukung Palestina, sebagaimana mereka berdiri berdampingan dengan kami,” ujarnya.
Baca Juga: Komisi Eropa: Perang Israel di Gaza Adalah Genosida
Kongres Nasional Afrika yang berkuasa di Afrika Selatan menyuarakan dukungannya terhadap misi tersebut, dengan mengatakan bahwa misi tersebut “menggemakan perjuangan untuk pembebasan”.
Mandla Mandela juga menunjukkan, berakhirnya apartheid pada tahun 1994 terjadi setelah tekanan internasional yang berkelanjutan, termasuk sanksi dan isolasi diplomatik.
“Mereka mengisolasi Afrika Selatan di bawah apartheid dan akhirnya meruntuhkannya. Kami percaya bahwa sudah waktunya hal itu dilakukan untuk Palestina,” ujarnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kemenkes Gaza: 28 Anak Meninggal Per Hari Karena Kelaparan